[tie_list type=”minus”]RBR Tuntut Kepastian Renault[/tie_list]
Juara dunia konstruktor Formula 1 empat musim beruntun Red Bull Racing (RBR) tengah gundah. Renault sebagai pemasok mesin semakin getol melakukan manuver dengan mendekati sejumlah tim untuk kembali ke balapan jet darat sebagai konstruktor murni.
Setelah negosiasi dengan Lotus pabrikan Prancis itu dikabarkan juga merayu Force India. Pedekate dengan dua tim papan tengah yang kompetitif tersebut disebut-sebut untuk mencari harga terbaik.
Sama seperti saat mendekati Lotus, Renault menawarkan pembelian sebagian besar saham milik Force India. Setidaknya sudah dua kali pertemuan dua pihak dilakukan. ’’Kami secara umum membahas ketertarikan mereka (Renault) untuk menjadi sebuah tim konstruktor. Soal visi saya di F1 dan tentang apa yang mungkin dan tidak mungkin dilakukan,” ujar Bos Force India Vijay Mallya kepada Autosport.
Karena Renault sibuk mencari teman kongsi RBR mulai merasa digantung. Team Principal Christian Horner merasa posisinya semakin sulit untuk bergerak karena sampai saat ini belum ada keputusan pasti dari Renault soal masa depan kontrak kerjasama mereka.
’’Ini akan bergantung pada Renault. Kami terikat kontrak dengan Renault sampai akhir 2016 dan selain daripada itu adalah murni spekulasi,’’ jelasnya. Dia memastikan tidak ada pembatalan kontrak kerjasama sejauh ini.
Namun Horner tak membantah bahwa RBR mendesak ahar Renault segera memberi kepastian tentang masa depan kerjasama keduanya. Jangan sampai dengan ketidakpastian tersebut akan bermuara pada mundurnya kedua-duanya dari F1. Karena RBR tak kebagian mesin dari pabrikan lain jika keputusan itu terlambat.
’’Aku rasa bahaya lebih besar bisa terjadi jika kami tidak segera mengatasi situasi ini. Dampaknya akan luar biasa. Kita sudah dengan komentar Dietrich (Mateschitz, pemilik Red Bull) di awal musim. Sangat penting untuk tidak menganggapnya remeh,’’ tambahnya. Yang dimaksud Horner adalah komentar Mateschitz soal buruknya performa mesin Renault musim ini. Dia bahkan menyebut Renault telah membuatnya kehilangan kesenangan dengan F1.
RBR kabarnya juga melirik Mercedes sebagai calon pemasok mesin. Namun dengan situasi yang sulit sekarang ini, keputusan belum bisa diambil dengan cepat. (cak/vil)