AYAM goreng tepung atau dikenal dengan sebutan fried chicken sudah menjadi makana pavorit masyarakat Indonesia. Penyajiannya yang cepat dan sederhana menjadikan makanan ini digemari masyarakat karena mudah didapat. Hal ini pun dilihat sebagai peluang bisnis bagi para pengusaha, termasuk pengusaha muda asal Padang yang dibesarkan di Kota bandung, Deschaira Rahman.
Pria berusia 28 tahun ini sukses bisnis fried chicken dengan brand De’Chick. Berikut wawancara singkat Bandung Ekspres dengan pria yang akrab dipanggil Deska di Ruko De’Chick, Jalan Terusan Gatot Soebroto, Jumat (21/8).
Mas Deska, bisa dijelaskan awal mula terjun bisnis fried chicken seperti apa?
Awalnya pada tahun 2010, saya hanya berjualan gerobak di kawasan Jatinangor. Alhamdulillah, seiring waktu, respon masyarakat sangat bagus. Terlebih Jatinagor itu kawasan pendidikan, banyak mahasiswa sehingga cepat berkembang.
Bisnis ini hobi atau memang pilihan hidup?
Semua ini pada dasarnya ingin berwirausaha. Sebelumnya saya memang pernah bekerja dari restoran satu ke restoran lain. Karena merasa punya bakan di kuliner, akhirnya saya memutuskan untuk membuka usaha sendiri.
Berapa modal yang Anda gunakan saat itu?
Modal awalnya hanya sekitar Rp 5 juta. Itu sudah termasuk gerobak, peralatan sama bahan-bahan.
Dengan modal sebesar itu, berapa omset yang dihasilkan?
Omsetnya masih kecil yaitu tidak lebih dari Rp 1 juta per hari.
Sistem apa yang Anda gunakan untuk pengembangan bisnis ini?
Saya membuat kemitraan dengan orang banyak. Bahasa kerennya franchise. Hahaha. Saya buat brand, buat standar mutu dan kualitas produk terjamin. Mitra menggunakan brand saya, mereka belanja bahan dari saya.
Berapa banyak jaringan kemitraan yang sudah berjalan hingga kini?
Alhamdulillah, untuk booth atau gerobak sudah 80 sampai 90 unit, mini rukonya sudah sekitar 10 unit.
Penyebarannya kemana saja?
Sudah tersebar di beberapa kota di luar Bandung. Seperti Sumedang, Bekasi, Cianjur, Sukabumi, Subang dan kota-kota lainnya.
Dengan jaringan kemitraan yang besar, berapa omset per bulan?
Omset per bulan sekitar Rp 1,5 miliar. Mudah-mudahan kedepannya akan terus meningkat.