[tie_list type=”minus”]Siap All Out di Pra-PON[/tie_list]
BANDUNG – Jawa Barat dipastikan akan turun all out di ajang Pra-PON XIX cabang balap sepeda. Pengerahan atlet yang lebih banyak dari daerah lain disebabkan karena Jabar akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan pra-PON XIX 2015.
”Sebagai tuan rumah, kita akan turun full. Ada total 30 atlet yang diterjunkan untuk cabor balap sepeda,” kata Komisi MTB Pengprov ISSI Jabar, Oky Raspati, kemarin (14/8).
Cabor balap sepeda terdiri dari nomor MTB, road race, BMX, dan trak. Pada PON XIX 2016 mendatang, cabor ini memperebutkan 21 medali emas. ”Peringkat pada Pra-PON menentukan kuota atlet per daerah. Kita akan upayakan maksimal di pra-PON dengan turun fullnya semua atlet balap sepeda,” ujarnya.
Meski mengerahkan seluruh atlet yang dimiliki, tantangan bagi Jabar di PON XIX tahun depan sangatlah berat. Atlet Jawa Timur (Jatim) dan DKI, diprediksi dapat menjadi ancaman.
”Kendala kita adalah belum dilakukannya sentralisasi. Padahal kita tuan rumah. Sementara dua daerah lain yaitu Jatim dan DKI, mereka sudah melakukan sentralisasi sejak dua tahun yang lalu. Tentu saja hal ini akan sangat berat,” ungkapnya.
Pelatih MTB ini menilai, sentralisasi bagi para atlet sangat penting, karena balap sepeda merupakan olahraga daya tahan. Dengan demikian, diperlukan waktu untuk peningkatan masing-masing atlet itu sendiri.
”Nomor MTB sebenarnya sudah dimulai untuk mempersiapkannya, meski tidak semuanya. Di luar MTB, seperti untuk nomor road race, BMX, dan trek belum. Sementara olah raga balap sepeda itu terukur. Jelas waktu-waktu capaiannya. Ini yang mesti dikejar,” jelasnya.
Senada dengan Oky, Komisi Road Pengprov ISSI Jabar Robby Dwi Januar menilai peningkatan waktu dan progres harus dilakukan sedini mungkin. Kendati demikian, Robby mengatakan pihaknya akan terus berupaya maksimal.
”Feeling coach sementara ini baru membaca dari setiap kejuaraan yang diikuti para atlet. Di nomor track saja masih fifty-fifty, karena action saja belum. Kita tetap berupaya untuk meningkatkan progres para atlet di luar sentralisasi,” ujarnya.