PLN Akan Bangun PLTMH untuk Desa di Saguling

[tie_list type=”minus”] Sulit Bangun Jaringan[/tie_list]

NGAMPRAH – Rasio elektrifikasi Kabupaten Bandung Barat masih rendah. Hal ini terlihat dengan masih banyaknya perkampungan yang belum terjangkau jaringan listrik. Seperti beberapa desa di Kecamatan Saguling.

Supervisor Public Relation PT PLN daerah Distribusi Jawa Barat dan Banten (PLN DJBB) Agus Yuswanta mengatakan, sulitnya jaringan menuju daerah seperti saguling karena pemukiman warga yang menyebar. Satu pemukiman, hanya terdapat sekitar sepuluh rumah penduduk. Sehingga, biaya pemasangan jaringan seperti tiang dan kabel listrik tidak sebanding dengan pendapatan per daerah tersebut.

Pengaliran listrik ke pemukiman warga itu tidaklah mudah dilakukan. Hal itu disebabkan proses untuk pemasangan listrik memerlukan waktu yang cukup lama. Misalkan pengadaan bahan-bahan, lalu waktu pemasangan, dan lain sebagainya. Bahkan, meski pemukiman itu berada di sekitar pembangkit listrik, bukan berarti rumah-rumah di sana akan mudah teraliri listrik.

Agus menjelaskan, agar listrik bisa sampai ke rumah, tentu harus ada pembangkitnya terlebih dulu. Kemudian ditransmisikan, lalu didistribusikan dengan jaringan distribusi 20 kilovolt.

”Walaupun daerah itu dekat dengan pembangkit, listriknya kan enggak bisa langsung dari pembangkit. Tapi, harus ditransmisikan kemudia didistribusikan,” tutur dia.

Dalam proses tersebut, ada kajian kelayakan teknis di mana PLN harus terlebih dulu mengidentifikasi mudah-tidaknya daerah pemukiman itu dipasangkan jaringan listrik dengan cepat. Untuk di wilayah Saguling, kata Agus, pihaknya masih belum bisa memastikan wilayah Saguling sulit diakses jaringan atau tidak. Menurut dia, pihaknya masih belum mendapatkan laporan lebih lanjut dari pengecekan yang dilakukan oleh PLN Rajamandala.

Agus membenarkan, dalam pelaksanaannya ada beberapa kendala teknis sehingga suatu daerah sulit dijangkau jaringan listrik. Untuk daerah pemukiman yang seperti itu, PLN akan membantu mencarikan potensi energi lokal yang tersedia di wilayah pemukiman tersebut. ”Misalnya di sana punya sungai kecil, kita bikinkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH),” ujar dia.

Apalagi, jika memang di pemukiman tersebut hanya diisi 10 sampai 20 rumah, secara ekonomi teknis, lanjut dia, itu tidak memungkinkan. ”Makanya kita identifikasi dulu. Pasti ada. Pakai tenaga surya bisa. Tapi ini tentu akan kita kerjasamakan dengan pemda terkait melalui program CSR kita,” tutur dia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan