[tie_list type=”minus”]Ironis, Jumlah Terbanyak Berada di Kawasan Industri[/tie_list]
NGAMPRAH – Kabupaten Bandung Barat masih memiliki angka tinggi terkait jumlah kemiskinan. Hal ini berdasarkan data terakhir tahun 2014, jumlah pengangguran mencapai 49.686 orang atau 8,5 persen dari jumlah angkatan kerja sebanyak 581.690 orang. Sementara, rata-rata tingkat pengangguran nasional sekitar 6 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat yang dilansir Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bandung Barat, jumlah pengangguran terbanyak justru berada di kawasan industri, seperti Kecamatan Batujajar dan Ngamprah. Di Batujajar, jumlah pengangguran mencapai 7.373 orang, sementara di Ngamprah sebanyak 4.949 orang.
Jumlah pengangguran tertinggi lainnya terdapat di daerah perbatasan, seperti Cipatat sebanyak 4.432 orang dan Cikalongwetan sebanyak 5.835 orang. Sementara pengangguran lainnya tersebar di sejumlah kecamatan dari total 16 kecamatan dengan jumlah pengangguran antara seribu hingga tiga ribu orang lebih.
Meski demikian, pasca-Lebaran tahun ini, Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bandung Barat tidak dipenuhi antrean para pemohon kartu kuning, sebagai salah satu syarat lamaran kerja. Padahal di daerah lain, sejumlah warga berbondong-bondong mendatangi Kantor Dinas Tenaga Kerja setempat untuk membuat kartu kuning.
Kepala Seksi Perluasan dan Penempatan Kerja Dinsosnakertrans Kabupaten Bandung Barat, Sutrisno mengakui, pasca-Lebaran ini tidak ada lonjakan jumlah pemohon kartu kuning. Jumlah pencari kerja masih normal, yakni sekitar dua ratus hingga tiga ratus orang per bulan atau kurang dari 15 orang per hari. ”Di Bandung Barat permintaannya masih normal. Berbeda dengan daerah lain yang justru lebih banyak,” terangnya kepada wartawan di Ngamprah kemarin.
Meski lowongan kerja setiap tahun melimpah, Sutrisno mengakui, hal itu tidak sebanding dengan jumlah para pencari kerja. Pada April 2015 misalnya, jumlah pencari kerja sekitar 19 ribu orang, terbanyak pada rentang usia 20-29 tahun, yakni sekitar 7 ribu orang. Sementara lowongan kerja yang tersedia hanya sekitar 1.500.
Kondisi itu menyebabkan belasan ribu pencari kerja belum bisa ditempatkan di sejumlah perusahaan. Dari ribuan lowongan yang tersedia di Bulan April misalnya, hanya 151 lowongan yang terpenuhi. Sementara ribuan lowongan belum terpenuhi karena berbagai faktor, di antaranya tidak terpenuhinya persyaratan.