Dukung Guru Berangkat ke Tiongkok

[tie_list type=”minus”]Selama Studi Banding Tidak Menggunakan APBD[/tie_list]

SUMUR BANDUNG – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyambut baik kepergian para kepala sekolah ke Tiongkok. Tapi dia berharap para kepala sekolah tidak hanya pelesiran. Namun, mereka bisa membawa efek positif untuk kemajuan sekolah masing-masing.

MOS
FAJRI ACHMAD NF/BANDUNG EKSPRES

MASA PENGENALAN: Sejumlah peserta mengikuti Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) di SMAN 9 Bandung, Jalan LMU. Suparmin, Selasa (28/7). Memasuki tahun ajarab baru, para kepala sekolah di Kota Bandung menerima undangan workshop dari Beijing, Tiongkok.

’’Studi banding itu jika dilakukan dengan benar sangat bermanfaat. Jadi jangan disalah artikan. Yang jadi masalah itu kalau di sana ngakunya studi banding tapi tahunya malah jalan-jalan,’’ ujar dia kepada wartawan kemarin (28/7).

Selain itu, menurut Emil—sapaan akrabnya, studi banding ini tidak memberatkan anggaran Pemkot Bandung. Sebab, para kepala sekolah berangkat dengan biaya sendiri-sendiri. ’’Kalau pakai biaya dari APBD, harus ada skala prioritas. Tapi studi banding itu sebenarnya baik. Siapapun perlu, apalagi ini bukan program APBD,’’ kata dia.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 13 Bandung Anne Sukmawaty membenarkan jika pihaknya menerima undangan untuk mengikuti workshop di Beijing, Tiongkok. Anne pun akan berangkat mengikuti workshop dan akan berangkat pada 29 Juli hingga 4 Agustus 2015.

Anne mengatakan, keberangkatan ke Beijing tersebut guna memenuhi undangan dari pemerintah Tiongkok. Menurutnya, undangan tersebut bukan hanya diberikan untuk kepala sekolah di Bandung saja, melainkan untuk seluruh Indonesia. ’’Kami akan mempresentasikan tentang sistem pendidikan di Indonesia pada umumnya SMA dan SMK. Bagaimana pendidikan di Indonesia yaitu pendidikan karakter, dijelaskan semacam itu,’’ ujar Anne.

Terkait pembiayaan, Anne mengatakan, kepala sekolah yang berangkat mengikuti workshop sudah diberikan fasilitas di Beijing seperti penginapan dan yang lainnya. Kepala sekolah yang berangkat, lanjut Anne, hanya dibebankan untuk biaya transportasi pulang pergi. ’’Untuk biaya itu dalam RAKS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah) untuk peningkatan mutu berupa partnership beberapa negara,’’ ujar dia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan