JAKARTA – Rencana PT Pertamina (Persero) menjual varian baru bahan bakar minyak (BBM) segera terealisasi. Pengurusan izin dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM telah tuntas. Bensin dengan nilai oktan 90 itu dipastikan beredar tidak lama seusai Lebaran.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menjelaskan, tiga kota akan menjadi lokasi pertama penjualan pertalite, yakni Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Stok awal untuk memperkenalkan produk tersebut hanya 1.000 kiloliter (kl). “Harganya di bawah Rp 8.500,” ujarnya.
Abe, sapaan akrab Ahmad Bambang, belum bisa menyebut harga pasti karena masih menunggu berbagai pertimbangan. Yang jelas, sebut dia, harganya tidak membuat Pertamina rugi. Sama dengan bahan bakar seri pertamax, pihaknya boleh menentukan harga sendiri.
Stok awal yang tidak terlalu banyak menjadi strategi Pertamina. BUMN energi tersebut masih mencari pasar baru. Selain itu, pertalite memang dipasarkan di SPBU tengah kota. Salah satu pelanggan bidikannya adalah pengguna kendaraan pribadi yang mencari BBM berkualitas, tapi tidak semahal pertamax.
Meski demikian, Abe kembali menegaskan bahwa pertalite adalah alternatif pilihan masyarakat. Karena itu, keberadaan bensin dengan oktan 88 tidak akan hilang saat pertalite mulai dijual. Namun, dia yakin konsumsi premium bakal turun. “Bukan otomatis premium diturunkan,” ucapnya.
Pertamina memang berharap banyak pada pertalite. Termasuk agar bahan bakar yang diperkenalkan dengan branding warna hijau itu bisa membendung migrasi pengguna pertamax ke premium. Terutama seperti kondisi saat ini, ketika disparitas pertamax dengan premium semakin lebar.
Keinginan Pertamina menjaga disparitas harga pertamax dan premium supaya tidak lebih dari Rp 1.000-an gagal. Sebab, saat harga pertamax terus merangkak naik, pemerintah justru menahan kenaikan harga premium. Bambang mengungkapkan, beberapa pengguna pertamax yang bertipe swing user memanfaatkan untuk memakai premium lagi.
Itulah sebabnya, saat penyampaian rencana keluarnya pertalite beberapa bulan lalu, ada beberapa keunggulan yang diungkapkan. Mulai soal kualitas yang lebih baik daripada premium sampai efek positif pada mesin kendaraan. Kalau berhasil, Pertamina siap mengedarkan lebih luas. “Tapi bergantung respons pasar,” katanya.