Serentak Mulai Puasa Ramadan Kamis Ini

Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin sepakat bahwa perbedaan kriteria antara Muhammadiyah dengan NU harus dicari titik temu. ’’Kami perlu mengapresiasi upaya Bapak Menag Lukman,’’ kata dia.

Sebagai pimpinan MUI, Din juga siap mendukung upaya Kemenag itu. Caranya adalah dengan membuka kajian-kajian tentang penetapan awal bulan puasa.

Din juga menyerukan kepada pemilik restoran supaya menutup sementara warungnya sampai waktu berbuka puasa. ’’Rumah makan seeloknya tutup sementara. Insy Allah tambah barokah,’’ katanya. Masyarakat yang mayoritas Islam dan mayoritas berpuasa, harus dihormati.

Dia mengatakan sudah konfirmasi kepada Menag Lukman tentang pernyataan; umat yang berpuasa juga harus menghormati umat yang tidak berpuasa. Maksud dari pernyataan yang berujung kontroversi itu adalah, umat Islam yang dalam keadaan darurat dan tidak bisa berpuasa juga harus dihormati. Keadaan darurat itu seperti sakit atau menempuh perjalanan jauh. Sementara bagi umat Islam pada umumnya menjalankan ibadah puasa seperti biasanya.

Sementara itu, Observatorium Bosscha Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengamati kemunculan hilal kemarin (16/6). Namun hasilnya, hilal atau bulan sabit muda yang terbentuk setelah konjungsi (bulan di antara bumi dan matahari), sebagai penentu awal Ramadan 1436, tidak tampak.

’’Untuk penentuan awal Ramadan 1436 H, konjungsi baru terjadi pada hari Selasa (16/6) malam pukul 21.05 WIB. Peristiwa konjungsi itu sendiri terjadi pada malam hari setelah bulan terbenam sehingga tidak dapat diamati,’’ ungkap peneliti Obervatorium Bosscha Lembang Evan Irawan Akbar kepada wartawan.
Tidak hanya di Bosscha, Evan memastikan hilal tidak akan terlihat di tempat pengamatan lainnya. Artinya, besar kemungkinan awal bulan Ramadan atau awal puasa akan jatuh pada hari Kamis (18/6).
Pengamatan yang dilakukan peneliti Bosscha pada Selasa, dimaksudkan untuk menelit bulan Sabit Tua (bukan hilal), sekaligus sebagai persiapan pengamatan hilal yang akan dilakukan pada hari ini. ’’Tadi (kemarin) kami hanya mengamati bulan Sabit Tua yang sudah terlihat tetapi itu bukanlah hilal,’’ tuturnya.
Menurut dia, awal bulan Ramadan ditentukan dengan melihat penampakan hilal yakni bulan sabit muda yang terbentuk setelah konjungsi atau ijtima. Pihak yang berwenang menentukan awal Ramadan dan Syawal adalah pemerintah. Dengan demikian, pemerintah melalui Kementerian Agama selalu memusyawarahkan hasil perhitungan dan pengamatan hilal dari berbagai ormas dan institusi dalam sidang isbat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan