Ketua Panitia aksi yang juga juga ketua Divisi Khusus Komunitas Mahasiswa Peduli Kesehatan Ibu dan Anak Himakemas FK Unud Ni Kadek Rosita Pratiwi saat ditemui di lapangan Puputan, Niti Mandala, Renon, Denpasar, kemarin (14/6) menyebutkan, pada aksi ini digelar supaya kasus kekerasan yang menimpa pada perempuan dan anak tak terulang. ’’Pembubuhan cap lima jari adalah bentuk simbol untuk stop kekerasan terhadap ibu dan anak. Hentikan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak,’’ pintanya.
Ditambahkan, dalam aksi penggalangan cap lima jari yang dimulai sejak pukul 07.00-10.30 dan sejatinya digelar serangkaian peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli 2015 mendatang itu, Rosita mengaku jika sudah ada sekitar 500 cap lima jari. ’’Mudah-mudahan dengan semakin banyak masyarakat yang mendukung dan terlibat aksi ini, maka aksi kekerasan terhadap ibu dan anak di Bali mampu ditekan,’’ harapnya.
Selain itu, terkait kasus Angeline, ia berharap pembunuhan sadis itu tak terulang di Bali. Termasuk, ia juga mendorong agar pihak kepolisian mampu mengungkap secara tuntas dan transparan terhadap para pelaku, termasuk motif di balik kasus pembunuhan yang menimpa Angeline. ’’Kasus ini bukan lagi menjadi perhatian nasional, namun juga internasional. Tentu, pihak kepolisian harus mampu bekerja profesional, sehingga publik tidak kecewa,’’ pungkasnya.
Kematian Angeline tak henti-hentinya mendapat perhatian public. Berbagai macam ungkapan bela sungkawa hingga doa terus ditujukan untuk bocah yang baru saja naik kelas tiga SD ini.
Sementara itu, sekitar pukul 18.30 Minggu (14/7) kemarin, giliran di RS Sanglah menggelar doa bersama untuk Angeline. Acara ini diikuti masyarakat umum, beberapa jurnalis, Himpunan Advokat Muda Indoinesia (HAMI) Bali serta Himpunan Psikologi (HIMPSI) Bali. Ratusan lilin yang dihidupkan di depan kamar jenazah RS Sanglah menambah haru suasana acara tersebut. Terlebih saat salah seorang jurnalis yakni Atrari Senudenari membacakan puisi yang berjudul Catatan Kematian ANG ini membuat beberapa orang yang mengikuti acara menangis. Dalam acara tersebut juga diisi sambutan oleh pihak HAMI yang mendukung untuk mengunkap tersangka utama dalam kasus yang menwaskan bocah manis tersebut.