[tie_list type=”minus”]Truk Jemputan Masuk Parit[/tie_list]
MEDAN – Sebanyak 17 orang siswa meregang nyawa setelah dump truk BK 8912 EA milik PT Sinar Gunung Sawit Raya (SGSR) yang mengangkut 50 orang masuk ke dalam parit sedalam 2,5 meter di Jalan Poros Desa Mas Nauli Kecamatan Sirandorung Kabupaten Tapanuli Tengah, kemarin (28/5). Korban tewas seluruhnya meninggal di lokasi kejadian.
”Ban depan sebelah kanan truk tiba-tiba lepas. Seketika, truk terjerumus ke dalam parit yang berisi lumpur,” kata Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan kemarin.
Dia mengatakan, korban lain yang menderita luka-luka, dibawa ke Puskesmas Manduamas yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Sementara, sopir truk diketahui Ramadhani, 25, warga Singkil diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka.
Informasi diterima, truk tersebut seperti biasanya menjemput sekitar 50 pelajar SMP dan SMA, dari kawasan perkebunan PT SGSR di Desa Masnauli Kecamatan Sirandorung, Tapanuli Tengah. Disebutkan kalau 50 pelajar itu hendak diantar ke sekolah di Manduamas yang berjarak sekitar 25 kilometer dari tempat 50 pelajar itu dijemput.
Namun, saat perjalanan masih sekitar 15 kilometer, ban depan sebelah kanan truk tersebut tiba-tiba lepas. Seketika itulah, truk yang membawa sekitar 50 orang pelajar itu, nyungsep ke parit sedalam 2,5 meter.
”Mungkin saat di dalam parit, mereka terhimpit dengan saling pijak. Terlebih di dalam parit itu, lumpur, sehingga tidak tahu apa aja yang ada di dalam parit itu,” ungkap Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Tapteng AKP Sayfii.
Dia melanjutkan, telah ditetapkan Ramadhani sebagai tersangka. Disebutnya, supir truk itu disangkakan telah melakukan kelalaian sehingga mengakibatkan kejadian itu. ”Sopir truk berdalih tidak mengetahui penyebab lepasnya ban depan sebelah kanan truk tersebut,” tandasnya.
Saksi mata, A Pasaribu, 37, menyebutkan kejadian itu berawal saat dua mobil truk membawa penumpang pelajar melaju menuju sekolahan di Desa Paranginan, kecamatan setempat. Kedua truk tersebut saling mendahului.
”Tiba-tiba truk yang sudah mendahului mobil yang di depannya sekira 7 meter itu kemudian ban bagian depan terlepas dari as-nya. Truk oleng dan tidak dapat dikendalikan oleh supirnya bernama Rahmadani,” kata Pasaribu.