17 Pelajar Tewas

Dia mencontohkan banyak anak-anak yang bermain di pinggir jalan perkotaan. Padahal berbahaya bagi keselamatan mereka. Anies berharap orang dewasa siapapun yang mengetahuinya harus mengingatkan tentang keselamatan bermain di pinggir jalan. ”Jangan kalau sudah terjadi kecelakaan, baru ramai,” tegasnya.

Urusan keamanan keselamatan siswa menuju dan pulang dari sekolah, sudah digalakkan Kemendikbud sejak beberapa bulan lalu. Tepatnya ketika terjadi insiden jembatan putus di Banten. Akibat insiden ini, siswa yang melintas di jembatan tercebur ke sungai.

Sayangnya program Kemendikbud membuka laporan akses siswa ke sekolah tidak mendapatkan respon dari masyarakat. Hingga saat ini, tidak ada satupun laporan dari masyarakat tentang adanya akses siswa ke sekolah yang berbahaya. Padahal sejatinya banyak sekali di daerah-daerah, akses ke sekolah yang ekstrim.

Anies menegaskan Kemendikbud tidak memiliki personel yang cukup untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Untuk itu dia berharap masyarakat siapapun yang mengetahui akses berbahaya siswa menuju sekolah untuk melapor. Kemudian Kemendikbud bisa menekan instansi terkait untuk segera memperbaiki akses tersebut. (rs/ts/wan/rie)

Petaka Tapanuli Tengah

  • Truk dengan nomor polisi BK 8912 EA membawa sekitar 30 pelajar
  • Mereka anak-anak dari karyawan PT SGSR
  • Ketika sedang menuju sekolah, roda bagian depan truk yang dikemudikan sopir Rahmadani itu terlepas
  • Truk tersebut tidak terkendali dan terbalik.
  • Sebenyak 17 pelajar yang diangkut truk itu tewas di lokasi kejadian dan lima pelajar mengalami luka-luka
  • Korban tewas, 11 laki-laki dan enam perempuan

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan