Perpustakaan Desa Mandeg

CIPATAT – Program gemar membaca yang digagas pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) mandeg di desa. Program tersebut seharusnya dilakukan warganya di setiap desa di Bandung Barat.

perpusatkaan anak
ISTIMEWACERIA: Sejumlah anak belajar bersama di perpusatakaan.

Padahal pihak pelayanan perpustakaan Bandung Barat sudah memberikan fasilitas 1000 buku beserta rak buku ke setiap desa. ”Sudah 90 persen desa di Bandung Barat yang menerima fasilitas tersebut,” ucap Hernawati, 36, salah satu pengelola pelayananan perpusatakaan Bandung Barat kepada Bandung Ekspres belum lama ini.

Dia menambahkan, 10 persen lagi diperkiraan akan selesai tahun ini. Sehingga keinginan Bupati Bandung Barat dapat terpenuhi. Program tersebut sudah dikerjakan sejak tahun 2009. Buku dan fasilitas lainnya diberitakan secara cuma-cuma kepada setiap desa. Pihak desa hanya menyediakan tempat saja.

Pemrintah KBB memberikan fasilitas rak buku, sementara untuk buku, disediakan Pusda Jawa Barat. Hal ini karena, pihak KBB masih belum dapat menyediakan buku dalam jumlah yang banyak.

”Biasanya buku-buku tersebut disimpan di kantor desa. Hal ini dilakukan agar banyak orang bisa menjangkauannya dengan mudah,” ucapnya. Diharapkan, kantor desa menjadi tempat yang tidak pernah sepi. Dengan demikian, akan ada banyak orang yang membaca di kantor desa.

Sementara untuk mobil perpustakaan keliling, diakuinya, sampai saat ini masih belum bisa beroprasi secara optimal. Mobil perpustakaan keliling tersebut masih belum beroperasi mencapai beberapa daerah di Bandung Barat. Mobil hanya beroperasi jika ada pihak yang memintanya. Hal ini dikarena SDM dari pengelola penyedia perpustakaan masih terbatas.

Salah satu warga Desa Ciptaharja, Muhammad Yusup mengaku tidak pernah menerima sosialisasi dari desa terkait adanya perpustakaan. Padahal, dia sedang mencari beberapa buku bacaan untuk menunjang tugas-tugas kuliahnya.

”Ketika saya ke kantor Desa Ciptaharja, saya hanya melihat beberapa tumpukan buku yang usang dan tidak terawat,” ucapnya. Dia menambahkan, keberadaan perpustakaan desa bisa sangat bermanfaat mengingat kantor Desa Ciptaharja berdekatan SMA Negeri 1 Cipatat. Perpustakaan di desa ternyata tidak banyak yang dapat mengelolanya. Sehingga buku-buku tersebut dibiarkan begitu saja. Keadaan ini sangat disayangkan. Program pemerintah harusnya dapat berjalan dengan semestinya. Sehingga, seluruh lapisan masyarakat dapat merasakannya.

Tinggalkan Balasan