ROMA – Ancaman lebih dini didapatkan Juventus untuk mendapatkan treble winners di musim ini. Sebelum melangkah ke final Liga Champions di Olympiastadion Berlin pada 6 Juni mendatang, peluang lebih berat sudah harus dijalaninya dalam final Coppa Italia kontra Lazio di Olimpico Roma, dini hari nanti.
Di atas kertas, Si Nyonya Tua memang selalu tampil sempurna setiap kali bentrok dengan Lazio di Serie A. Dalam dua pertandingan, baik di Juventus Stadium atau di Olimpico, di dua tempat itulah Juventus selalu mendapatkan kemenangan. Mengoleksi lima gol, tidak kebobolan.
Namun, lupakan statistik di Serie A. Karena, semuanya akan berbeda di Coppa Italia. Di turmamen kasta kedua sepak bola Italia ini, Juventus justru yang kehilangan kedigdayaan atas Biancoceleste. Dalam satu dekade terakhir, Juventus tidak mampu menjegal Lazio di Coppa Italia.
Dari empat kali bentrok di Coppa Italia, hanya sekali scudetto Serie A 2014-2015 itu bisa menahan imbang Lazio. Itu terjadi pada leg pertama semifinal dua musim lalu. Juventus bermain imbang 1-1. Sementara, dalam tiga pertemuan lainnya, justru Lazio-lah yang berpesta.
Satu pada musim 2012-2013, Lazio menang 2-1 pada leg kedua semifinal Coppa Italia. Dua lainnya pada semifinal edisi 2008-2009. Baik home atau away, Lazio mengalahkan Juventus 2-1. ”Juventus tim yang hebat, tetapi semua bisa terjadi dalam pertandingan final, apalagi kami bermain di rumah sendiri,” ujar bomber gaek Lazio, Miroslav Klose, seperti diberitakan Goal.
Akan tetapi, ambisi Lazio tersebut tidak sejalan dengan performa terakhir yang dicatatkan Cristian Ledesma dkk. Berbeda dengan Juventus yang tidak terkalahkan, performa Lazio malah cenderung mengalami penurunan. Sebulan terakhir, Lazio hanya mendulang dua kali kemenangan dari enam laga.
Menang dari Parma 4-0 (30/4) dan Sampdoria 1-0 (17/5), Lazio ditahan 1-1 oleh Chievo Verona (26/4) dan Atalanta (3/5). Dua noda didapat dari Juventus 0-2 (19/4) dan Inter Milan 1-2 (11/5). Rekornya mencetak delapan gol dan kebobolan enam gol. Bandingkan dengan catatan impresif sejak medio Maret hingga medio April.
Lima laga disapu bersih dengan kemenangan, termasuk kemenangan penting di markas Napoli dalam semifinal Coppa Italia (9/4). Pelatih Stefano Pioli sendiri tidak menjadikan hasil di Serie A itu sebagai acuan. Sebaliknya, dia meyakini sukses di Coppa Italia sudah jadi jalan Lazio.