Jokowi Beri Arahan, Laksanakan

Sepert dikutip dari Sydney Morning Herald (28/4), Bishopjuga meluapkan kekecewaannya atas keputusan pemerintah Indonesia mengumumkan waktu eksekusi pada Hari Anzac. Padahal, Pemerintah Negeri Kanguru itu telah secara khusus meminta agar pengumuman tidak dilakukan saat itu. Hari Anzac sendiri merupakan hari nasional di Australia dan Selandia baru untuk memperingati semua warga Australia dan Selandia Baru yang telah bertugas dan gugur dalam segala peperangan, konflik dan operasi menjaga perdamaian. Hari Anzac biasa diperingati pada 25 April. “Proses yang telah dilakukan sangat mengecewakan,” ungkapnya.

Bukan hanya itu, Menteri 59 tahun itu juga menyeret isu dugaan suap hakim pengadilan yang menyidangkan duo bali nine. Ia menyebut, jika pengacara duo bali Muhammad Rifan diminta membayar majelis hakim sebesar AUD 130.000 atau sekitar Rp 1,3 miliar agar Chan dan Sukumaran dijatuhi hukuman penjara kurang dari 20 tahun. Isu tersebut diduga sengaja digulirkan untuk mempengaruhi keputusan eksekusi mati yang dilakukan tadi malam.

Di kesempatan berbeda, Bishop menyampaikan rasa geramnya atas perlakuan yang diperoleh keluarga duo bali nine saat berada di Nusakambangan. Keluarga duo Bali Nine itu harus menembus kerumunan banyak wartawan ketika tiba di Cilacap, untuk menuju LP Nusakambangan. Saudara perempuan Sukumaran, Brintha pingsan di tangan anggota keluarganya yang kemudian harus memapahnya.

Ia pun dengan tegas menuturkan kembali akan adanya konsekuensi yang akan ditanggung oleh Indonesia jika dua warganya benar dieksekusi. Meski demikian, ia enggan membeberkan langkah apa yang akan diambil pihaknya. “Kami tidak berniat fokus pada konsekuensinya, tapi pasti akan ada konsekuensi,” ujarnya dikutip dari abc.net.au. (dyn/mia/tam)

Tinggalkan Balasan