Aher Serukan Kemerdekaan Palestina

[tie_list type=”minus”]Khutbah dengan Tiga Bahasa[/tie_list]

SUMUR BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menjadi imam dan khatib salat Jumat di sela-sela perhelatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Bandung, di Masjid Raya Bandung, kemarin (24/4). Heryawan berkutbah menggunakan tiga bahasa: Bahasa Indoneisa, Inggris dan Arab.

Aher
ISTIMEWASALAM DAMAI: Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan melambaikan tangan kepada jamaah dan wartawan usai memberikan kutbah Jumat di Masjid Agung, kemarin. Pria yang akrab disapa Aher tersebut kutbah dengan tiga bahasa.

Dalam kutbahnya, lelaki yang akrab disapa Aher ini, mengambil bahasan menganai KAA, yaitu Menuju Asia Afrika yang Damai dan Lebih Sejahtera. ’’Konferensi Asia Afrika 1955 adalah sebuah fenomena unik dan guru sejarah yang sangat bernilai bagi kemanusiaan. Negara-negara Asia Afrika tampil menyuarakan kekuatan baru,” kata Aher dalam kutbahnya.

Dia mengungkapkan, keberanian ini didasari visi kemanusiaan dan kebersamaan yang sangat mendalam. Memang sudah sewajarnya, kita sebagai manusia bersatu dalam kehidupan. Persatuan adalah fitrah kemanusiaan.

”Sebab, hakikatnya seluruh manusia adalah umat yang satu, yang dipersatukan oleh persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah Insaniyah),’’ kata dia lagi.

Dalam hal ini, Aher menyampaikan karena keislamannya, Bangsa-bangsa Asia-Afrika itu seperti satu bangunan yang sangat kuat, mereka bersatu, saling membantu dan saling menolong. Maka dari itu bangsa Asia-Afrika harus bersatu, tidak boleh terpecah belah. Sebab persatuan akan melahirkan kekuatan, kebersamaan, dan kesejahteraan, sementara perpecahan hanya akan menimbulkan kelemahan dan penjajahan.

’’Konferensi Asia Afrika yang mengangkat tema penolakan atas segala bentuk kolonialisme dan imperialisme, telah berhasil dengan baik. Saat ini, seluruh negara Asia-Afrika telah berhasil mengusir penjajah dan meraih kemerdekaannya, kecuali satu negara yaitu Palestina yang hingga kini masih terus berjuang untuk mendapatkan kemerdekaannya,” tuturnya.

”Adalah kewajiban kemanusiaan bagi Bangsa-bangsa Asia Afrika, untuk terus mendorong dan membantu kemerdekaan Bangsa Palestina,’’ tambahnya.

Aher menjelaskan, soal solidaritas Asia-Afrika sejak 60 tahun lalu telah terbukti mampu menjadikan para pesertanya menjadi bangsa yang merdeka.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan