Menurut Desay, panitia juga akan memberikan doorprize bagi pengunjung yang bertransaksi sebesar Rp 100.000 dalam ajang itu. Selain untuk merangsang transaksi, doorprize juga digunakan sebagai cara menghitung omset total selama festival.
”Dari jumlah doorprize yang dikeluarkan kami bisa menghitung berapa transaksi yang terjadi langsung di festival. Namun itu belum ditambah transaksi pemesanan yang ditindaklanjuti setelah festival,” katanya.
Desay menerangkan, batik dari daerah Jawa Tengah itu memang paling banyak diburu karena harganya murah. Sementara batik dari Jawa Barat sebagai tuan rumah, masih terbilang mahal.
Desay menegaskan, batik Jawa Barat memiliki segmen pasar yang berbeda. Walaupun kalah dari kuantitas, nilai transaksi batik Jawa Barat dalam setiap gelaran festival serupa, tak jarang menyamai bahkan melebihi nilai transaksi batik Jawa Tengah.
Selain pameran, acara festival juga akan dimeriahkan oleh lelang tiga batik koleksi pribadi Ketua Dekranasda Kota Bandung, Atalia Ridwan Kamil.
”Hasil lelang nantinya akan disumbangkan ke yayasan anak berkebutuhan khusus berupa peralatan membatik. Dengan begitu mereka pun memiliki kesempatan yang sama dengan orang normal untuk berkarya dalam dunia perbatikan nasional,” tambahnya. (kha/rie)