Tataloe Perkusi, Berkomitmen Sebar Edukasi Lingkungan

Tekankan bahwa Sampah Adalah Sahabat

Sampah bisa menjadi sesuatu. Sampah adalah Sahabat. Ini bukanlah slogan semata untuk Tataloe, karena mereka sudah mempraktikannya sendiri.

Silvya M. Utami, Coblong.

[divider style=”solid” top=”20″ bottom=”20″]

Tataloe Perkusi
SILVYA MURTI UTAMI/BANDUNG EKSPRES

BERJIWA MUDA: Bocil (kiri) dan Arief dari band perkusi asal Bandung, Tataloe, di gerai Red Stein, Jalan Ranggamalela.

[dropcap]G[/dropcap]ELIAT band perkusi di Kota Bandung semakin terasa. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya ekstrakulikuler (ekskul) perkusi di sejumlah SMA dan universitas. Fenomena ini pula yang dimanfaatkan oleh band perkusi asal Bandung, Tataloe.

Melalui Tataloe Music Center (TMC), Leader Tataloe Arief Hendrawan, 34, dan kawan-kawan berkomitmen untuk menyebar ilmu tatalu yang mereka miliki. Murid-muridnya berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak, remaja, bahkan ibu-ibu. ’’Biasanya kalau ibu-ibu, tertarik pengen belajar karena bawa anak-anaknya,’’ ujar Arief kepada Bandung Ekspres di Jalan Ranggamalela, belum lama ini.

Ada dua kategori yang bisa dipilih di TMC. Yakni, Member Class dan Student Class. Member Class khusus untuk orang-orang yang tertarik menjadi anggota band Tataloe. Di kelas ini, para murid akan diajari teknik dan cara bermain alat perkusi khas Tataloe. Sedangkan, di Student Class, bahan ajarannya lebih luas. Mencakup tiga aspek; music for children, music for health (untuk para disabilitas), music for creativity dan music for exploration. Di kelas ini, para murid diajarkan teori-teori musik dan cara bermain drum. ’’Kita juga dorong mereka untuk kreatif mengolah sampah. Misalnya, botol minuman plastik bisa dijadikan apa,’’ jelas Bocil, salah satu personel Tataloe.

TMC berlokasi di Bandung Science Center, Jalan Sirnagalih Nomor 15. Di gedung yang menyajikan karya-karya Iptek inilah, Arief dan personel Tataloe lainnya membagi ilmu.

Sekedar informasi, tatalu merupakan bahasa Sunda, yang berarti memukul-mukul sesuatu agar menghasilkan suara. Biasanya, anak-anak SD sering melakukan hal ini di kelas menggunakan meja belajar kayu saat guru tidak ada. Namun, band perkusi Tataloe tidak sekedar mahir menimbulkan bunyi-bunyian. Mereka juga dikenal sebagai pencinta lingkungan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan