Tegur Keras Panpel

Secara tekhnis, kata dia, dia tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi pada diesel (genset) tersebut. Akan tetapi, sebenarnya pihak panpel sendiri sebenarnya siap untuk menyediakan solar sesuai SOP. ’’Kami kan juga pernah bermain malam hari. Namun untuk pertandingan kemarin mungkin kita kurang koordinasi,’’katanya.

Terkait kerusakan yang terjadi di stadion si Jalak Harupat sendiri, pihak Panpel akan menunggu hasil peninjauan yang akan dilakukan Dispopar. Apabila memang kerusakan terjadi setelah adanya pertandingan, maka pihak Panpel siap mengganti.

Sebelumnya, Bupati Bandung Dadang Naser mengaku berang. Menurutnya, insiden mati lampu murni kesalahan panpel (panitia pelaksana). Sebab, panpel hanya menyediakan solar sebanyak 50 liter. Padahal kapasitas yang seharusnya 1.000 liter. ”Padahal sudah diingatkan oleh pengelola. Pengelola sampai harus membeli solar dikawal kepolisian, di tengah-tengah sudah tahu padam, baru beli,” ungkapnya kesal.

Dadang mengatakan, seharusnya panpel yang sekarang bisa mengikuti panpel yang lama. Mereka biasanya menyiapkan solar sejak awal. ’’Ini bukan kesalahan teknis diesel (genset), tapi solarnya. Makanya panitia jangan pelit, kan ada uang di panitia,’’ katanya.

Dadang juga sangat menyayangkan, akibat dari ketidaksigapan tersebut, nama Kabupaten Bandung jadi rusak di mata nasional. Seolah-olah tidak mengurus stadion Si Jalak Harupat. ’’Keur mah can kaurus kabeh (saat ini belum keurus semua),’’ selorohnya.

Dia juga kembali menegaskan bahwa seharusnya panpel benar-benar mamperhitungkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di luar kendali. ’’Ya harus benar-benar siap. Kan kalau ada apa-apa bisa saja pertandingan sampai subuh. Makanya kebutuhan solar harus benar-benar dipenuhi,’’ tandasnya. (mg15/rie)

Tinggalkan Balasan