Kartu Mati Dari Bola Mati

Terlepas dari balas dendam, Dunga lebih menggaris bawahi makna dari kemenangan ini yang bisa mendongkrak konfidensi anak asuhnya. Akhir pekan nanti (29/3), Dunga ingin kembali melihat permainan superior ini terulang saat beruji coba melawan Cile di Emirates, London.

Hanya, untuk laga tersebut, Dunga tidak mau memberikan garansi apapun kepada anak asuhnya. Termasuk apakah tetap mempertahankan back four-nya atau mengganti dengan formasi baru. ’’Setelah laga ini kami melihat beberapa pemain kelelahan, tapi tidak mudah untuk mengganti siapapun. Yang penting, kami harus tetap menjaga sisi kedalaman,’’ lanjutnya.

Terpisah, Deschamps kecewa dengan permainan anak asuhnya. Sebab, terbukti set pieces mereka mampu merepotkan Brasil. Deschamps menganalisa, harusnya bisa ada tiga gol yang merobek jala gawang Jefferson dari skema set pieces.’’Kuncinya adalah begitu kami tertinggal 1-2, kami malah down,’’ ungkapnya.

Kekalahan di depan pendukung sendiri tidak lantas membuat Deschamps kecewa. Karena kembali ke esensi laga tetaplah uji coba sebelum tampil di Euro 2016 mendatang sebagai tuan rumah. Masih ada waktu setahun untuk Deschamps memperbaiki kelemahan anak asuhnya.

Dia bisa saja menjadikan absennya key players seperti Hugo Lloris dan Antoine Griezmann sebagai alasan. Namun, dia tetap memuji kehebatan Brasil. ’’Kami sudah berusaha untuk bermain lebih baik, hanya Brasil menunjukkan bagaimana kualitasnya dan itu di depan kami,’’ tegasnya.

Berikutnya, Minggu besok (29/3) Prancis kembali beruji coba, kali ini melawan Denmark.’’Di laga itu kami harus lebih baik,’’ pungkas dia. (ren/rie)

Tinggalkan Balasan