Gunakan ATM untuk Transaksi Penjualan
CIMAHI – Direktur Bank Sampah Induk Cimahi (Samici) Warso Wijaya mengatakan, saat ini para nasabahnya bisa menggunakan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk mempermudah dalam melakukan transaksi uang hasil penjualan sampah. Dengan demikian, mereka pun tidak perlu repot lagi datang ke bank untuk mengambil tabungannya.
”Dengan ATM ini akan mempermudah nasabah mengambil uang yang ada di rekening tabungannya,” ungkap Warso saat ditemui di Bank Samici Jalan KH. Usman Domiri Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, kemarin (8/3).
Dia menuturkan, kartu ATM Bank Samici ini merupakan yang pertama di Indonesia. Bagi warga Cimahi yang ingin membuatnya, bisa langsung datang ke lokasi.
”Saat ini nasabah Bank Sampah sudah mencapai 312 orang. Tapi kita akan seleksi dulu siapa saja yang berhak mendapatkan ATM, kita akan lihat dulu rutinitas menabung sampahnya. Bagi mereka yang memiliki rekening lebih dari Rp 100 ribu akan kita buatkan ATM,” bebernya.
Dia menyebutkan, ada 70 jenis sampah yang bisa dijual di bank ini. Untuk harga, tergantung dari jenis sampahnya. ”Dari 70 jenis ini kita klasifikasikan menjadi 4 kelompok. Yakni, kertas, plasik, jenis logam, dan kaca. Harganya juga bervariasi, tergantung jenisnya. Kita juga menerima ban bekas dan barang elektronik seperti kulkas, mesin cuci dan AC,” katanya.
Bank Samici sendiri diresmikan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Cimahi pada Oktober 2014 lalu. Maksud dari keberadaan Bank Sampah ini agar warga mau memilih sampah berdasarkan jenisnya. Selain itu, keberadaannya pun dikelola menggunakan sistem seperti perbankan. Selanjutnya, sampah yang dipilah akan dibeli para pengepul barang rongsokan secara selektif.
Layaknya perbankan pada umumnya, warga yang menyetorkan sampah akan mendapatkan buku rekening sampah yang telah disetorkannya baik atas nama individu maupun kelompok.
”Dengan adanya ATM ini, maka nasabah tinggal bertransaksi dan menarik uang tabungannya dimanapun dan kapanpun waktunya tanpa harus datang ke kantor Bank Samici,” katanya.
Menurut Warso, saat ini total saldo yang ada di Bank Samici sudah mencapai Rp 19 juta, itu semua dari jumlah nasabah sebanyak 312 orang. ”Jika ada yang akan jadi nasabah Bank Samici caranya tidak sulit, nasabah tinggal datang ke bank sampah dengan membawa sampah yang akan ditabung, tapi sampahnya telah terpilah jenisnya, dan berat minimalnya 1 kg,” terangnya.
Senada dengan Warso, Wakil Wali Kota Cimahi Sudiarto mengaku optimis jumlah nasabah Bank Samici akan terus bertambah. Terlebih, telah diluncurkannya kartu ATM yang bekerjasama dengan bank swasta nasional. ”Cara pembuatan kartu ATM itu sangat mudah nggak perlu ribet, nasabah tinggal mengajukan permintaan kepada pihak pengelola Bank Samici dan ditunggu beberapa saat untuk selanjutnya siap digunakan dalam bertransaksi. Jadi nasabah tidak harus datang ke kantor Bank Samici, cukup melalui ATM saja,” terang Sudiarto.
Berdasarkan data dari Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Cimahi, konsumsi sampah di Cimahi mencapai 723 ton per hari. Jumlah itu tidak bisa seluruhnya diangkut sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama mengelolanya melalui komposter,program 3R (reduce, reuse, recycle) dan salah satunya melalui Bank sampah.
”Mudah-mudahan dengan langkah seperti ini pengelolaan sampah oleh masyarakat bisa kian mudah karena masyarakat pun dapat keuntungan dari cara seperti ni,” tuturnya.
Sementara itu salah seorang nasabah Eti Rohaeti, (52) warga Cipageran mengaku lebih mudah saat transaksi setelah menggunakan ATM. ”Ya, sekarang ngambil uang jadi lebih mudah, kita dapat mengambilnya kapan saja dan dimana saja,” ujarnya
Ia juga mengaku saat ini saldo yang dimiliki dengan menabung sampah ke bank samici sudah mencapai Rp 2 juta. ”Saya rutin menjual sampah ke sini. Selain sampah yang di rumah, saya juga kolektifkan sampah yang ada di sekolah,” pungkasnya. (mg18/asp)