Warga Masih Resah
CIKANCUNG — Warga di wilayah timur Kabupaten Bandung mengeluhkan naiknya kebutuhan pokok, yakni beras dan gas 3 kg. Sebab, keduanya hingga kini belum menunjukkan adanya penurunan.
’’Operasi pasar untuk beras dan gas belum sepenuhnya membantu. Sebab, pelaksanaannya hanya sementara,’’ kata Adang Safaat, 41, kepada Soreang Ekspres warga Tanjunglaya, Desa Tanjunglaya, Kecamatan Cikancung, kemarin (6/3).
Selain tingginya harga bahan pokok, kini warga juga dipusingkan dengan kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Sebab, otomatis ongkos produksi atau transfortasi pun naik. ’’Untuk masyarakat miskin, jelas kondisi saat ini sangat berat. Apa lagi, tidak punya penghasilan tetap,’’ keluhnya.
Hal senada disampaikan, Rudi Kurnianto, 47, warga Perum Kencana, Kelurahan Rancaekek Kencana, Kecamatan Rancaekek. Dia mengatakan, pemerintah sebaiknya tidak menaikan harga bbm ketika harga pokok sedang naik. ’’Mending kalau yang punya penghasilan tetap. Tapi, yang tidak, tentu akan berdampak buruk,” kata pria tercatat sebagai pengurus Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Kabupaten Bandung tersebut.
’’Jika dikalkulasikan dengan pemasukan yang diperoleh dengan pengeluaran seorang buruh pabrik, justru kondisi saat ini sangat berat. Pasalnya buruh pabrik, banyak yang tidak menerima gaji sesuai dengan UMK. Saat ini, buruh menerima gaji, di kisaran Rp 1,8 juta hingga -1,9 juta. Di mana gaji pokok tersebut, tidak sesuai dengan UMK, yakni Rp 2,4 juta,’’ tambahnya.
Rudi mengungkapkan, kelangkaan dan mahalnya gas 3 elpiji dinilai cukup aneh. Pasalnya, di kecamatan Rancaekek, ada SPBE (Stasiun pengisian Bahan Bakar Elpiji). Selain itu, di wilayah timur terdapat beberapa SPBE. Seperti halnya di Kecamatan Majalaya, Cileunyi, Cicalengka. Namun, gas 3 kg, langka dan mahal. ’’Diharapkan, operasi tersebut harus terus digelar secara berkesinambungan. Minimal satu sampai dua 2 kali seminggu,’’ harapnya.
Sementara itu, Diskoperindag bekerjasama dengan Agen dan Pemerintah Kecamatan Cangkuang untuk melakukan Operasi Pasar Murah (OPM) gas melon. Sejumlah 560 tabung disediakan pihak agen PT. Ghozul Alam untuk masyarakat di Kecamatan Cangkuang dengan harga Rp16.600 per tabung.
Sistem pembeliannya, masyarakat harus membawa foto kopi KTP baru bisa membeli gas murah tersebut. ’’Satu orang (satu ktp) dijatah satu tabung. Itu buat menghindari oknum pedagang yang nakal,’’ ungkap Ade Witarsa, pemilik PT Ghozul Alam disela-sela OPM, kemarin (6/3).