Pilih 458 Sekolah dari Seluruh Indonesia
JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), akan menyelenggarakan ujian nasional (UN) computer based test (CBT) di 458 sekolah di seluruh Indonesia yang telah terverifikasi.
Hal tersebut diutarakan oleh Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Nizam. ’’Sekolah-sekolah yang akan melaksanakan UN CBT ini tersebar di 27 provinsi,’’ ucap dia kepada wartawan saat di Gedung Kemendikbud, Jakarta kemarin (23/2).
Menurutnya, sekolah-sekolah itu telah lolos verifikasi data terkait pemenuhan sarana dan prasarana serta sumber daya manusianya.
Dia mengatakan, UN CBT akan dilaksanakan sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK). ’’Yang banyak itu SMA dan SMK. Kalau SMP itu di bawah seratus jumlahnya,’’ ujar dia.
UN CBT, lanjutnya, akan mulai lebih awal pada 7 April 2015 dibanding UN tertulis atau paper based test yang dilaksanakan pada 13 April 2015. ’’Karena CBT itu kan rasio jumlah komputer dan siswanya itu 1:3, jadi nanti tiga shift (pergantian waktu) ada yang pagi, siang dan sore,’’ katanya.
Berdasarkan rasio jumlah komputer dan siswa sekolah itu, dia mengatakan, hanya satu mata pelajaran akan diujikan setiap harinya. Sedangkan pada UN tertulis, dua mata pelajaran dapat diujikan dengan masing-masing waktu pengerjaan soal selama 120 menit.
’’Kalau di CBT, siswa akan ujian gantian jadi satu hari hanya satu mata pelajaran, dengan diakumulasikan dengan enam mata pelajaran berarti enam hari. Tapi kalau paper based bisa dua mata pelajaran diujikan sehari,’’ tuturnya.
Sebanyak 458 sekolah itu, katanya, diperoleh dari masukan direktorat-direktorat pembinaan dari SMP, SMA, dan SMK. Data itu kemudian dikirim ke provinsi untuk melakukan verifikasi data.
’’Pihak provinsi melakukan verifikasi data benar tidak sekolah-sekolah itu punya atau cukup sarana dan prasarananya dan SDM, kemudian dari provinsi itu, kita dapat masukan, maka kita dapat 458 sekolah itu,’’ imbuhnya.
Dia berharap, pelaksanaan UN dengan sistem CBT dapat mengurangi tindak kecurangan lewat menyontek seperti pada UN tertulis. ’’Kejujuran akan lebih terdorong, anak-anak akan lebih percaya diri didorong lebih mengandalkan rasa kemampuan diri,’’ tuturnya.