Kuasai Industri Hulu Tengah dan Hilir

Bisa Menekan Angka Pengangguran

COBLONG – Tidak sebandingnya antara lapangan pekerjaan dan jumlah angkatan kerja terjadi karena masih minimnya pengusaha. Idealnya, dari 380 juta jiwa, porsi pengusaha di Indonesia mencapai 10 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

PERTAMINA- bandung ekspres
PENGHARGAAN: PT Pertamina (Persero) Refinery Unit III Plaju memperketat pengamanan pengapalan, dermaga dan kilang untuk menjaga kestabilan produksi minyak di Kilang Plaju. Peningkatan pengamanan untuk memastikan kecukupan distribumi BBM di Sumsel.

’’Jumlah pengusaha di Indonesia masih di bawah satu persen. Hal ini disebabkan masyarakat Indonesia sangat berminat bekerja daripada menjadi pengusaha,” jelas Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Gedung Sate Jalan Diponegoro, kemarin (20/2)

Menurutnya, minat menjadi pengusaha atau berwiraswasta seharusnya ditanamkan sejak dini. Yaitu, ketika masih duduk di bangku sekolah. ’’Di SMA dan SMK perlu ditanamkan jiwa-jiwa wirausaha agar ke depan masyrakat bisa mandiri,” ujar Heryawan.

Dia juga berpendapat, untuk mengatasi masalah pengangguran juga Indonesia khususnya Jawa Barat harus menguasai Industri mulai dari Hulu tengah dan Hilir. ’’Caranya dengan melakukan pengelolaan bahan mentah di dalam negeri, selanjutnya diolah menjadi barang jadi. Dengan demikian bisa menyerap tenaga kerja,” paparnya.

Heryawan mencontohkan Korea Selatan. Negeri Ginseng tersebut dapat mengolah semua sumber daya yang mereka miliki di dalam negeri. Dampaknya tidak ada pengangguran. ’’Mengapa Korea Selatan tidak ada pengangguran? Sebab dia punya mining, migas, pertanian dan barang-barang mentah diolah seluruhnya di Korea. Bahkan Korea Selatan saat ini banyak membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia,” papar dia.

Dikaitkan lagi pada Indonesia, angkatan kerja lebih banyak daripada lapangan kerjanya. Sebab, industri manufaktur dalam negeri belum bekerja dengan baik. Selain potensi sumber daya alam, Indonesia juga memiliki pangsa pasar yang cukup besar, yaitu dengan potensi pasar terbuka hingga 247 juta jiwa. Sementara itu, Jawa Barat memiliki pasar terbuka hingga 46,3 juta jiwa. ’’Dengan demikian, lapangan kerja akan terbuka, angkatan kerja akan tertampung, dan kesejahteraan masyarakat pun akan meningkat,” pungkas Heryawan. (yan/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan