Drama di Babak Overtime

 SMAN 2 Bandung Unggul Kualitas Fisik

BANDUNG – Pertandingan antara SMAN 2 Bandung melawan SMAK 1 Bina Bakti menjadi laga paling menegangkan sepanjang gelaran Honda Developmental Basketball League (DBL) West Java Series East Region 2015, di GOR Pajajaran, Kota Bandung, kemarin (15/2). Pasalnya, SMAK 1 Bina Bakti harus rela menelan kekalahan melalui drama overtime dengan skor 34-36.

dblSebenarnya, babak overtime ini di luar dugaan pemain dan suporter kedua tim. Sebab, sepanjang kuarter pertama hingga kuarter ketiga, SMAK 1 Bina Bakti selalu unggul, bahkan lebih dari tiga bola.

Tetapi, petaka datang di kuarter terakhir. Poin anak-anak SMAK 1 Bina Bakti berhasil disusul pemain lawan. SMAK 1 Bina Bakti pun nyaris tersingkir ketika laga menyisakan 23 detik. Beruntung, tembakan free throw Mohammad Athar Arsaputra gagal bersarang di jaring SMAK 1 Bina Bakti.

Memasuki detik ke 20, Pelatih SMAN 2 Bandung Dean Muharama Setiawan mengambil time out. Dari sinilah awal kebangkitan SMAN 2 Bandung. Usai time out, anak-anak asuh Dean Muharama kembali mendapat free throw, kali ini giliran Muhammad Alfarel Fauzan yang melakukan lemparan. Dari dua kali kesempatan, hanya satu lemparan yang berhasil masuk, namun itu sudah cukup untuk merubah skor menjadi sama kuat 28-28. Dengan begitu, pertandingan berlanjut ke babak overtime.

Pada babak overtime, SMAN 2 Bandung berada dalam kepercayaan diri yang tinggi. Mental kedua tim pun mulai di uji. Kedunya pun saling kejar mengejar poin guna terhindar dari kekalahan.

SMAK 1 Bandung yang mendominasi dari kuarter pertama, nampaknya mulai kehilangan fokus dan berimbas ke permainan yang kurang maksimal. Buktinya, mereka hanya menambah enam poin di babak overtime. Sedangkan SMAN 2 Bandung berhasil menambah delapan poin, skor 34-36 untuk kemenangan SMAN 2 Bandung menjadi akhir dari drama tersebut.

Dijumpai usai pertandingan Dean Muharama Setiawan menuturkan, dari kuarter awal anak-anaknya banyak melakukan kesalahan. Mulai dari defens yang kurang fokus, ofens dengan trunover-trunover yang tidak penting, salah passing sampai finishing yang gagal jadi poin membuat SMAN 2 Bandung keteteran di kuarter awal. ”Mungkin anak-anak telat panas, karena kita baru dapet momentum itu di kuarter empat,” ujar Dean.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan