SALAH satu sosok terpenting dalam meletakkan dasar permainan Atletico Madrid dalam tiga musim terakhir adalah Oscar Ortega. Pelatih fisik berjuluk El Profe tersebut sukses membuat Atletico sebagai klub dengan sekumpulan pemain dengan karakter permainan yang keras dan tanpa kompromi.
Namun, gaya main Atletico yang keras dan menjurus brutal tersebut memang kerap mengundang cibiran. Salah satunya ketika Atletico menjamu Barcelona di Vicente Calderon pada leg kedua babak perempat final ajang Copa del Rey (28/1).
Dalam laga itu, dua pemain Atletico Gabi dan Mario Suarez mendapatkan kartu merah. Bahkan geladang Arda Turan menjadi bahan pembicaraan luas karena melempar sepatu ke arah hakim garis pada awal babak kedua.
Laga itu semakin menegaskan bahwa label pemain Atletico selama ini yang memang garang di lapangan. Mereka bermain tanpa kompromi dengan mengutamakan keunggulan fisik. ’’Kami tim kuat, namun tidak keras,’’ bantah Ortega sebagaimana dilancar Marca.
’’Dalam permainan ini, yang diperlukan adalah intensitas yang sangat tinggi,’’ imbuhnya.
Karena terus mendapatkan tekanan dari media, pelatih asal Montevideo, Uruguay tersebut jengah juga. Saat latihan persiapan menghadapi derby melawan Real Madrid kemarin, Ortega berteriak sangat kencang ketika memberikan pengarahan kepada para pemainnya. ’’Bukan pelanggaran kalau kalian bermain brutal!,’’ ucap Ortega.
Kata-kata tersebut begitu jelas hingga bisa didengarkan oleh jurnalis yang menghadiri sesi latihan Atletico yang terbuka untuk media pada 15 menit pertama.
Kalau melihat statistik, mantan pelatih fisik Catania dan San Lorenzo tersebut memang berhasil membuat timnya menjadi mesin yang ganas. Sejauh ini, para pemain Atletico sudah mengoleksi 64 kartu kuning di Liga Primera. Memang masih kalah dengan Elche yang sudah mengumpulkan 73 kartu kuning.
Tetapi jumlah kartu kuning Atletico itu jauh di atas Real Madrid yang masih mendapatkan 42 kartu kuning. Atau Real Sociedad (41 kartu kuning) dan juga Barcelona (35 kartu kuning). (nur/far)