JAKARTA – Presiden Joko Widodo meminta seluruh kepala perwakilan RI di luar negeri, agar mampu menterjemahkan isu-isu prioritas pemerintah. Antara lain perlindungan warga, kedaulatan wilayah, dan diplomasi ekonomi.
Permintaan Presiden itu disampaikan kepada Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Abdurrahman Mohammad Fachir, yang menemuinya di Istana Merdeka, Jakarta kemarin (30/1), guna melaporkan kesiapan Rapat Kerja Kemenlu dengan seluruh perwakilan RI di luar negeri.
Menurut rencana, Presiden akan memberi pengarahan sekaligus membuka rapat kerja yang akan berlangsung di Jakarta pada 2 Februari 2015.
’’Raker akan membahas isu-isu utama, yakni kedaulatan, diplomasi ekonomi dan perlindungan warga, serta good government,’’ kata Fachir.
Presiden, menurut AM Fachir, menekankan perlunya pejabat perwakilan pemerintah untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Jelas dia, Presiden menekankan bahwa politik luar negeri Indonesia saat ini tetap bebas aktif. Namun, Presiden menegaskan, sebanyak-banyaknya sahabat yang dimiliki Indonesia, tidak boleh merugikan kepentingan nasional.
Fachir menegaskan, bahwa bebas aktif yang dimaksudkan oleh Presiden Jokowi adalah berteman dengan semua negara, manfaat sebesar-besarnya harus dirasakan oleh rakyat. ’’Bukan banyak teman akan tetapi dirugikan,’’ kata Fachir mengutip Presiden Jokowi.
Wakil Menlu itu juga menyampaikan, bahwa Indonesia juga harus paham arus ekonomi global yang terjadi. Hal ini dimaksudkan agar arah ekonomi global yang diikuti tidak keliru. ’’Meskipun pada akhirnya kepentingan nasional harus didahulukan, namun kita harus mengetahui arah angin berhembus,’’ tegas Fachir.
Seperti dkutip dari laman setkab.go.id, Indonesia memiliki 118 perwakilan yang terdiri dari 87 kedutaan besar, 2 Perutusan Tetap untuk PBB di New York dan Jenewa, serta 30 Konsulat Jenderal dan Konsulat Indonesia dan 64 konsul kehormatan. (rmo/rus/far)