Kereta Cepat Dipastikan Terlaksana

[tie_list type=”minus”]China-BUMN Garap HSR Jakarta-Bandung[/tie_list]

Jakarta – China dipastikan menjadi investor kereta cepat Jakarta-Bandung dengan nilai US$ 5,5 miliar, atau sekitar Rp 80 triliun. Tidak akan ada dana pemerintah dan jaminan negara dalam proyek ini.

”Sepemahaman saya high speed rail (HSR) di atas 250 kilometer per jam. Jalur Jakarta-Bandung cukup atraktif bagi penumpang, maka butuh kecepatan minimum 250 kilometer per jam,” papar Menteri BUMN Rini Soemarno dalam Press Gathering di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta, kemarin (1/10).

”Pilihan kami di antara kedua tawaran tersebut sangat menaruh poin penting pada struktur finansial. Medium speed itu cerita lain lagi. Ini HSR,” tambah Rini.

Rini menegaskan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak pernah membatalkan atau menolak proyek tersebut. Namun, Jokowi tidak mau menggunakan uang dan jaminan negara dalam proyek tersebut.

Dengan hadirnya investor China, otomatis menyingkirkan Jepang yang tidak bisa menggarap proyek ini tanpa anggaran dan jaminan dari pemerintah. ”Ini B to B transaksi. Ini joint venture, bukan proyek pemerintah. Betul-betul antar perusahaan BUMN Indonesia dengan China,” ungkap Rini.

Rini mengatakan, proyek kereta cepat ini berbeda dengan mass rapid transit (MRT). Untuk MRT, Jepang menjadi investor dan menggunakan dana negara. Sebab, tujuannya untuk kebutuhan transportasi publik. Sementara kereta cepat adalah untuk bisnis dan transfer teknologi.

”Proposal penawaran HSR yang diterima adalah penawaran yang tidak menggunakan anggaran pemerintah. MRT itu dibangun atas dasar tuntutan pertumbuhan, mendorong ekonomi, infrastruktur, jalur ini harus dibangun,” jelas Rini.

”Pemerintah tidak menolak, pemerintah tidak mau menjadi pelaksana. Itu poin yang harus digarisbawahi,” tambahnya.

Lantas dari mana dana pembangunan tersebut? Rini mengatakan, 75 persen dana akan disalurkan oleh Bank Pembangunan China (China Development Bank/CDB) dan sisanya diambil dari dana hasil joint venture BUMN dengan perusahaan China, yaitu China Railway Corporation.

BUMN yang akan ikut serta adalah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Jasa Marga Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan