BANDUNG – Bakal Calon Gubernur Jawa Barat Tb Hasanuddin akan diterapkan cara kepemimpinan sidik dan anamah dalam memimpin Jawa Barat Sidiq berarti jujur dan amanah terhadap rakyat.
”Saya akan memimpin bergaya Islam yakni Sidiq dan amanah,” ungkapnya kemarin (8/2).
Pria yang akrab disapa Kang Hasan ini mengatakan, dirinya akan berprilaku jujur dalam membuat setiap kebijakan serta tidak akan mengambil hak rakyat. Kang Hasan juga akan menyampaikan apa yang diamanatkan oleh rakyat serta merealisasikan keinginan rakyat Jawa Barat. Sehingga, Kesejahteraan dan keamanan bagi rakyat Jawa Barat akan terwujud.
”Dengan kejujuran tidak ada keinginan untuk mengambil hak rakyat, dan amanah yakni kemampuan menyampaikan apa yang diinginkan dan diminta oleh rakyat,” paparnya.
Terkait pencalonannya pada Pilgub Jawa Barat Kang Hasan berpesan, agar Pilgub bisa berjalan dengan damai dan aman tanpa menimbulkan perpecahan di masyarakat Jawa Barat.
”Mari kita husnudzon. Pesta demokrasi seharusnya lebih mengeratkan silaturahmi jangan justru memecah belah,” ucapnya.
Sementara itu, Pimpinan Redaksi Pikiran Rakyat Rahim Asyik menyampaikan, Pasangan Hasanah berpotensi besar untuk memenangkan Pilkada Jawa Barat 2018, mengingat, dinamika pemilihan Gubernur di Jawa Barat berbeda dengan daerah lain dimana calon gubernur yang tidak terlalu populer justru terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat.
Di sisi lain, ditanya soal kesiapan strategi Hasanah di Pilgub Jabar 2018 terkait elektabilitasnya yang masih rendah, Ketua Media Center Hasanah M. Budiana mengaku, tak gentar bersaing. ”Kami siap melakukan perlawanan,” kata dia, kemarin.
Budiana mengaku, elektabilitas Hasanah saat ini memang berada di posisi bawah. Namun, bagi dia hal itu bukan persoalan untuk terus melangkah meraih kemenangan.
Dia mengaku, menyiasati kekurangan itu di sisa waktu yang ada dengan terus menggelar sosialisasi kepada masyarakat secara masif.
Budiana yakin, sosialisasi yang dilakukan Hasanah lebih efektif. Sebab, Hasanah merupakan satu-satunya pasangan cagub-cawagub Jabar yang diusung partai non-koalisi.