Tekankan Seleraskan Pembangunan di Daerah

BANDUNG – Untuk menciptakan pemerataan pembangunan di Jawa Barat, Gubernur Jawa Barat sudah berkomitmen bersama kepala daera di 27 kabupaten/ kota untuk menyelaraskan pembangunan dengan program-program yang ada di provinsi.

Plh. Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Daud Ahmad mengatakan, konsep penyelarasan pembangunan yang digagas oleh Gubernur memiliki manfaat agar terbangun komunikasi antara Gubernur dan Bupati/Wali Kota.

’’Salah satu cara Pemdaprov Jabar menyelaraskan  pembangunan dengan Pemerintah Daerah adalah menggelar Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Pemerintahan Umum Dalam Rangka Gubernur Sebagai Wakil Pemerintahan Pusat (KOPDAR- GWPP),’’kata Daud saat menghadiri rapat Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Dekonsentrasi, serta Tugas Pembantuan oleh Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat Tahun 2019 di Hotel Grandia, Kota Bandung, Selesa, (6/8).

Dia mengatakan, lewat program tersebut, koordinasi dan sinkronisasi Pemdaprov Jawa Barat dengan Pemerintah Kabupaten/Kota menguat. KOPDAR-GWPP  juga sebagai menjadi wadah bagi Kepala Daerah untuk mengutarakan inovasi pembangunan yang dilakukan di daerah.

’’Mudah-mudahan upaya ini dapat lebih mudah menyinergikan program-program pembangunan pusat, provinsi dan Kabupaten/Kota,’’ ucapnya.

Daud mengatakan, Gubernur sebagai Wakil Pemerintah sekaligus perpanjangan tangan Presiden bertugas memastikan pelaksanaan urusan di daerah Kabupaten/Kota berjalan lancar dan sesuai kebijakan.

’’Sebagai Wakil Pemerintah Pusat dimaksudkan untuk memberikan kontribusi bagi berlangsungnya penyelenggaraan pemerintahan daerah secara efesien, efektif dan berkesinambungan,’’ katanya.

Menurutnya, ada empat kompetensi yang harus dimiliki seseorang untuk menjadi pemimpin yang efektif dan akuntabel. Kompetensi pertama berkaitan dengan afektif. Pemimpin harus dapat mengembangkan empati dan sensitivitas saat berhadapan dengan banyaknya pendapat.

Kemudian, seorang pemimpin harus memiliki kompetensi persepsi, yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi permasalahan secara tepat sekaligus mampu mempertimbangkan berbagai pendapat. Lalu, kompetensi simbolik yang berkaitan dengan kemampuan seorang pemimpin dalam menciptakan gagasan.

Kompetensi terakhir berkaitan dengan perilaku. Seorang pemimpin harus dapat berkomunikasi, bekerja sama, dan beradaptasi dengan cepat. Jika empat kompetensi itu dimiliki pemimpin, kata Daud, menetapkan kebijakan strategis dengan efektif dan efisien.

“Sehingga selama proses pembelajaran atau diskusi yang dilalui dapat menghasilkan suatu karya yang bermanfaat yaitu perubahan kepribadian setiap aparatur serta soft skills tentang kepemimpinan yang dapat meningkatkan kinerja instansinya,” ucap Daud. (yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan