Agendakan Pertemuan Dua Cawapres 

BANDUNG – Organisasi Is­lam Al Jam’iyatul Al Washliyah saat ini memiliki ketua baru Ahmad Aidin Tamim untuk periode 2019-2024.

Usai serah terima Ketua Lembaga Al Jam’iyatul Al Washliyah Ahmad Aidin Tamim mengatakan, Al Jam’iyatul Al Washliyah adalah organisasi independen dan tidak terlebit dalam politik praktis. Akan tetapi, sebagai kebijakan or­ganisasi seluruh kader lem­baga diberikan kebebasan untuk berpolitik.

“Ada yang berangkat dari PAN, Gerindra dan Demokrat, dan kami memberikan kebe­basan dalam hal itu,’’jelas Aidin kepada Jabar Ekspres kemarin. (5/5).

Dia mengatalkan, lembaga Al Jam’iyatul Al Washliyah selama kiprahnya selalu me­nawarkan solusi kepada setiap permasalahan bangsa. Bahkan, jika berkaca pada situasi po­litik pasca Pilpres Al Jam’iyatul Al Washliyah ingin sekali memberikan masukan ke­pada para elit-elit politik agar mau melakukan rekonsoliasi.

“ Kami bermaksud mengu­payakan mempertemukan wakil presiden 01 dan 02 da­lam satu pertemuan atau si­laturahmi”. Kata dia.

Dia menilai, kedua calon wakil presiden ini sangat ber­potensi untuk saling bertemu. Namun, pertemuan untuk calon presiden kedua kubu untuk sementara masih belum bisa dipertemukan.

“ calon wakil presiden 01 juga merupakan dari kalangan ulama, kemungkinan besar dapat dipertemukan pada bulan ramadha dalam acara buka bersama, tidak perlu ada pidato-pidatoan,’’kata dia.

Dia mengatakan, pertemu­an tersebut dilatarbelakangi adanya situasi kesenjangan yang sangat mengkhawatirkan. Sehingga, Al Jam’iyatul Al Washliyah berinisiatif ingin pertemukan kedua Cawapres.

“Menurut sejarah Al Jam’iyatul Al Washliyah dari dulu, telah mengupayakan persatuan se­perti yang terjadi pada zaman jajahan, dimana masyarakat dikotakkan, dibenturkan oleh penjajah Belanda, maka oleh tergerak oleh pendiri Al Jam’iyatul Al Washliyah untuk menertibkan perkumpulan perhimpunan yang menghu­bungkan semuanya maka ter­jadilah pelenyapan kesenjangan itu”. Lanjutnya.

Aidin menambahkan, un­tuk rencana pertemuan tersebut sebelum 22 Mei 2019 atau sebelum hari pe­luncuran hasil hitungan suara secara resmi oleh KPU. Sebab, jika acaranya dige­lar sebelum tanggal tersebut sangat riskan. (mg3/yan)

Tinggalkan Balasan