Publik Tak Mudah Disetir Survei

BANDUNG – Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), merilis hasil survei elektabilitas pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI jelang Pilpres 2019.

Hasilnya, pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin memperoleh suara 60,4 persen, unggul jauh dari capres dan cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang hanya memperoleh suara 29,8 persen.

Menanggapi hasil survei SMRC tersebut, Ketua DPP Partai Gerindra Heri Gunawan menegaskan, hasil survei bisa berbeda-beda, itu dapat dilihat diantaranya dari metodelogi dan waktunya. Sekarang pertanyaannya metodeloginya seperti apa, obyektif tidak?
Misalnya, responden memberikan respon yang salah, responden yang terpilih bukanlah individu yang sesuai dengan tujuan survei, pewawancara tidak jujur dalam mengisi kuisioner, human error dan kesalahan input kuisioner.

”Ada kemungkinan error dalam suatu hasil survei, dan itu sudah banyak contohnya,” katanya, kemarin (9/10).

Belum lagi, lanjut Hergun sapaan akrabnya, ditambah jika memang hasil survei tersebut sengaja dibuat untuk menggiring opini pemilih. Soalnya tak semua survei atau jajak pendapat bisa dipercaya karena diduga sebagian survei merupakan pesanan sehingga hasilnya disesuaikan dengan kepentingan pemesannya pula.

”Meski kami tidak percaya dengan hasil survei tapi setidaknya hasil survei yang diumumkan secara terbuka tentu merupakan informasi bagi khalayak, yang bisa pula menjadi landasan-landasan dalam membuat argumentasi maupun keputusan,” tutur pria yang saat ini duduk sebagai Anggota Komisi XI DPR RI.

Namun, jelasnya, dalam era keterbukaan demokrasi, publik sebenarnya tidak terlalu mudah untuk dipengaruhi dan disetir oleh hasil survei. Karena publik melakukan penilaian tentang pelaksana survei, hingga keadaan yang terjadi dilapangan dan sekitarnya secara lebih real.

Diungkapkannya, tim pemenangan pasangan Prabowo-Sandiaga secara internal telah menyiapkan tim survei guna menentukan strategi yang akan digunakan untuk meraih kemenangan pada Pilpres 2019 mendatang.
”Tapi tidak dirilis, karena hasil survei tersebut digunakan untuk memastikan strategi kita betul dalam menanggapi aspirasi masyarakat,” sebutnya.

Hergun optimistis elektabilitas Calon Presiden RI nomor urut 02 Prabowo Subianto di Jawa Barat, khususnya Kota dan Kabupaten Sukabumi masih tetap unggul dibandingkan Joko Widodo.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan