PDAM Terapkan Sistem Penjadwalan

NGAMPRAH– Sejak satu bulan terakhir musim kemarau, PDAM Tirtaraharja Kabupaten Bandung mengalami penurunan debit air sekitar 15 persen dari normalnya 177 liter/detik menjadi 160 liter/detik.  Pasokan air dari PDAM dilakukan ke tiga wilayah yakni Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat. Hal itu diungkapkan Sri Hartati, Manajer Junior Humas dan Sekretariat PDAM Tirtaraharja Kabupaten Bandung, Jumat (10/8).  

“Memang saat ini memasuki musim kemarau, bahkan kata BMKG diprediksi puncak kemarau akan terjadi pada September mendatang, sehingga kami harus melakukan persiapan antisipasinya agar pasokan air ke pelanggan tetap aman. Walaupun memang debit air mengalami penurunan 15 persen,” katanya. 

Sri menyebutkan, sejumlah langkah untuk menghadapi musim kemarau ini di antarannya, dengan menyiapkan tim teknis untuk melakukan rekayasa jaringan pipa. Selanjutnya dengan cara mengganti pipa-pipa yang sudah tua dan rawan mengalami kebocoran.
“Terakhir kami juga mempersiapkan mobil tangki untuk memberikan pasoan air ke wilayah yang memang krisis air bersih dengan cara berkoodinasi dengan RT/RW setempat,” paparnya.

Langkah lainnya, kata dia, PDAM akan melakukan penjadwalan pengiriman air ke pelanggan agar stok air yang tersedia bisa mencukupi dalam waktu cukup lama. “Penjadwalan pengiriman air kepada pelanggan dilakukan dengan sistem 12 jam on dan 12 jam off. Dan itu sudah disampaikan kepada para pelanggan agar mereka juga bisa mempersiapkan jam berapa harus mengisi air. Sistem ini dilakukan hingga kembali normal” katanya. 

Saat ini, sebut dia, jumlah pelanggan PDAM di tiga wilayah mencapai 93.463 sambungan rumah (SR). Terdiri dari wilayah selatan meliputi Soreang, Ciwidey, Banjaran Pangalengan dan Kutawaringin sebanyak 29.352 SR. Untuk wilayah timur mulai dari  Ciparay, Baleendah, Bojonsoang, Pacet, Majalaya hingga Cileunyi berjumlah 37.025 SR. Terakhir wilayah utara terdiri dari Cimahi, Padalarang, Cikalongwetan, Cililin, Batujajar, Lembang dan Cisarua yang mencapai 27.085 SR. 

Lebih jauh Sri menjelaskan, untuk mata air seperti di utara mulai dari mata air Cikole Gede, Cipanghuluan, Pasir Ipis dan beberapa mata airnya saat ini masih berjalan normal. “Selain mengandalkan pada mata air, kami juga memiliki sumur bor di beberapa titik agar pasokan air yang tersedia bisa lebih banyak. Karena buat kami pelayanan kepada pelanggan menjadi hal utama,” tandasnya. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan