Masih Ada Lulusan SMK Nganggur

BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengeluhkan alokasi anggaran Dinas Pendidikan Jabar yang fantastis tak berbanding lurus dengan hasilnya. Salah-satunya seperti, lulusan SMK faktanya masih banyak menganggur dan masih banyak berderet masalah lainnya.

”Kemarin, saya sedikit mendapat kritikan dan langsung saya cek, meskipun anggaran Disdik Jabar melebih 10 persen bahkan 20 persen. Tetapi sayangnya tidak sebanding dengan hasilnya. Memang sudah memenuhi 10 persen tetapi alokasinya tidak pada tempatnya,” tuturnya.

Gubernur yang kerap disapa Emil itu, menilai selama ini Dinas Pendidikan Jawa Barat kurang teliti sehingga meskipun alokasi anggaran pendidikan sudah memenuhi 10 persen bahkan Jabar 20 persen tetapi ternyata tidak pada tempat.

”Ke depannya saya sangat berharap hal ini tidak terjadi lagi, dimana anggaran besar yang dialokasikan untuk Disdik Jabar diharapkan bisa sesuai pada tempatnya,” jelasnya.

Senada disampaikan Ketua Komisi V DPRD Jabar dari Fraksi PDIP, Syamsul Bachri. Dia menyebutkan alokasi anggaran Disdik Jabar memang besar. Sayangnya, tidak berbanding lurus dengan hasilnya. Dimana banyak sederet permasalahan di Disdik yang masih mengemuka. Mulai dari kualitas pendidikan yang tidak merata antara di desa dengan kota, akses pendidikan bagi masyarakat miskin masih rendah sampai yang disinggung gubernur, lulusan SMK masih banyak menganggur pun sampai saat masih menjadi masalah klasik di Disdik Jabar.

”Dan diakui meskipun sudah melakukan pengawasan dari dewan, tetapi kebocoran anggaran masih saja terjadi, serta apa yang disampaikan Disdik Jabar di publik kebanyakan tidak benar atau tidak sesuai dengan realitas,” tuturnya.

Selain dugaan kuat kebocoran anggaran terang dia, sebenarnya yang paling nyata dan sangat terlihat adalah alokasi anggaran di Dinas Pendidikan Jawa Barat dinilai lebih banyak dialokasikan untuk program yang kurang penting, dan lebih banyak terserap untuk program infrastrtuktur terkait pendidikan.

”Seperti lebih banyak dialokasikan untuk pembangunan ruang kelas baru, renovasi hingga ke gaji dan semua anggaran diluar urusan murni akademik masuk ke dalam 20 persen fungsi anggaran pendidikan,” terangnya.

Selain program infstruktur terkait pendidikan yang menguras anggaran Dinas Pendidikan Jabar, porsi gaji pun dinilai menjadi item kedua yang menggerus anggaran Dinas Pendidikan Jabar. Sehingga, untuk program seperti meningkatkan SDM pendidik, dan kualitas pendidikan hanya dialokasikan sedikit saja.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan