Dampak Kemarau Semakin Dirasakan Pelanggan PDAM

CIKOLE – Berkurangnya volume air bersih semakin dirasakan masyarakat Kota Sukabumi. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Bumi Wibawa (PDAM TBW) Kota Sukabumi terpaksa melakukan peng¬giliran distribusi air kepada pelanggannya sebagai dampak musim kemarau.

Menurut Direktur PDAM TBW Kota Sukabumi, Anton Rachman Suryana, penurunan volume air di tiga sumber air yang dikelolanya mencapai 50 persen. Penurunan ini akibat pengaruh musim kemarau yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Meski men¬galami penurunan drastis, dia berupaya agar pendistribusian tidak terhenti sama sekali. ” Ada tiga sumber air PDAM yang mengalami penurunan debit air. Penurunan drastis di sumber mata air Batu Karut di Selaawi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi,” ujar, kemarin (27/8).

Pada kondisi normal, debit air di sumber mata air tersebut mencapai sekitar 150 liter per detik. Namun kini turun men¬jadi 58 liter liter per detik pada siang hari dan pada malam hari naik menjadi 60 sampai dengan 70 liter per detik. Debit air sumber air permukaan Cinumpang yang jika musim hujan mencapai 250 liter per detik, kini hanya 160 sampai dengan 170 liter per detik. Sedangkan sumber mata air permukaan Cigadog juga tidak kalah drastis. Jika pada musim hujan mencapai 50 liter per detik, kini hanya 20 hingga 22 liter per detik. ” Sekarang mulai ada warga yang mengeluhkan penurunan pasokan air ber¬sih.,” jelas dia.

PDAM TBW kata Anton me¬miliki sebanyak 21.513 pelang¬gan. Dari sebanyak itu, sekitar 1.075 pelanggan atau setara dengan 5 persen mengaluhkan berkurangnya pasokan. Mere¬ka menerima pendistribusian air dengan penggiliran oleh PDAM. Bahkan, penggiliran air bersih terpaksa dilakukan lebih ketat dibandingkan sebelumn¬ya. ” Misalnya dalam sehari yang awalnya mendapatkan pasokan 20 jam per hari, turun menjadi 12 jam atau bahkan sekarang jadi 4 jam sehari. Bah¬kan bila kondisi kekeringan makin parah maka pasokan air bersih dilakukan sebanyak tiga hari sekali,” paparnya.

Ditambahkan Anton, upaya lainnya untuk mengatasi penu¬runan debit kata Anton yakni pengaktifan pompa sumur bor di enam titik yang diang¬gap rawan sulit air. Selain itu menyiagakan mobil tangki air utuk menyuplai air ke daerah yang sulit terjangkau pipa. Saat ini ada tiga armada tangki yang disiapkan untuk mem¬bantu memenuhi kebutihan air bersih. Warga juga diminta menyiapkan penampungan air untuk menyiasati kondisi penggiliran pasokan air un¬tuk stok penampungan air.‘’ Dalam kondisi seperti ini kami mengimbau masyarakat me¬manfaatkan air secara hemat,’’ pungkasnya.(ovi)

Tinggalkan Balasan