Cianjur Jago Minta Diganti

CIANJUR – Ribuan warga Cianjur dari berbagai wilayah padati kawasan alun-alun Masjid Agung Cianjur, kemarin (14/12). Kedatangan mereka sebagai bentuk syukur atas Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Bupati Cianjur, Irvan Rivano Muchtar.

Berdasarkan pantauan Cianjur Ekspres, ribuan warga yang kumpul di alun-alun persis depan Masjid Agung Cianjur itu nampak di antaranya sam­bil membawa kastrol nasi liwet. Mereka sengaja sebagai bentuk syukur dan ingin makan liwet bersama-sama.

Warga sempat kesal, saat akan masuk ke lingkungan pendopo di halang-halangi oleh petugas Satpol PP. Ka­rena jumlah warga semakin banyak, akhirnya petugas tidak bisa melarang. Warga menerobos masuk dengan membuka pembatas seng.

Setelah masuk kawasan Pendopo, warga langsung menuju kandang ayam jago dan melepaskannya sebagai simbol kekesalan terhadap Bupati Cianjur, Irvan Rivano Muchtar yang terkena OTT KPK berikut barang bukti uang senilai Rp 1,5 miliar.

Selanjutnya warga mende­kati kantor Pendopo dan berhadap-hadapan dengan Satpol PP yang berjaga. War­ga pun menyampaikan aspi­rasinya sebagai bentuk ke­kesalan terhadap Bupati Ci­anjur dan mereka menging­inkan simbol Cianjur Jago diganti.

Gerakan Masyarakat anti-Korupsi, Asep Suharti menga­takan, Cianjur bisa bersih dari korupsi jika para pejabat pemerintah dan masyarakat mempunyai komitmen yang kuat. Menurutnya kalau Cianjur di pimpin oleh pemimpin yang mempunyai niat ikhlas, bisa mewujudkan Cianjur yang bersih dari Korupsi.

”Kami harap untuk sekarang Pak Herman bisa melakukan berbagai perombakan dan perubahan termasuk program yang hari ini sudah ada itu coba di rombak ke arah yang lebih bersih. Bagaimana men­ciptakan birokrasi yang bersih, yang tidak hanya sebatas kata-kata tetapi masuk ke dalam subtantif realita pro­gram,” katanya.

Misalkan, lanjut dia, mencip­takan program bebas korupsi di setiap dinas, pembersihan suap mutasi dan rotasi jabatan, pembersihan bagaimana pe­rizinan dan lainnya.

”Pertama suap mutasi rotasi yang indikasinya memang ka­tanya masih ada, yang ke dua suap perizinan. Misalkan bagai­mana nanti pak Herman me­mimpin Kabupaten Cianjur ke arah yang lebih baik, agar hal ini bisa bersih tentu dengan berba­gai program stakeholder dan melibatkan masyarakat,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan