Waspada! Sakit Mata Bisa Mematikan

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia, Nila Djuwita Farid Moeloek menyebutkan titik putih pada mata anak-anak selain disebabkan karena katarak, kemungkinan akibat kanker dan bisa menyebabkan kematian.

Berdasarkan data dari Rumah Sakit Mata, sebut Nila, ternyata anak-anak lebih banyak anak-anak yang sudah memakai kacamata. Adanya kampanye Pupil Putih itu pun sebagai bagian untuk melakukan deteksi dini adanya retinoblastoma di dalam mata seorang anak, yang terlihat warna putih pada pupil matanya.

Retinoblastoma sendiri merupakan tumor ganas mata yang paling sering terjadi pada anak. Leukocoria (Pupil Putih), atau seperti mata kucing merupakan tanda klinis awal yang sering ditemukan oleh orangtua atau orang-orang di sekitar pasien. Kasus ini berkisar 1:16.000 dan 1:18.000 kelahiran hidup.

”Kalau kanker bukan untuk melihat lagi, untuk hidup. Penyembuhan matanya itu untuk mempertahankan kehidupannya. Jadi, kalau masih ada (kanker) di dalam bola mata dan kita angkat, anak ini bisa hidup, dengan satu mata,” papar Nila Djuwita Farid Moeloek pada wartawan usai Pencanangan Kampanye Pupil Putih, di Bandung, kemarin (5/2).

Secara teknis, dengan satu mata, anak masih memiliki harapan hidup. Namun, alangkah lebih baik lagi, kata dia, jika bisa masa tumornya di dalam bola mata bisa diobati.

Di tempat yang sama, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengajak masyarakat Jawa Barat untuk segera dapat melakukan deteksi dini terhadap adanya retinoblastoma di dalam mata seorang anak. Hal ini bisa dilihat dari beberapa gejala. Di antaranya, secara kasat mata berwana putih pada pupil matanya.

Pria yang akrab disapa Aher ini mengatakan, pada dasarnya penyakit tersebut bisa disembuhkan. Hanya perlu ada edukasi yang tinggi pada masyarakat. Apalagi, lanjutnya saat ini yang berobat ke rumah sakit mata, sudah dalam stadium lanjut karena terlambat diketahui. ”80 persen mereka masih bisa disembuhkan,” kata Aher.

Sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pihaknya terus bergerak melakukan pendataan pada masyarakat. Bahkan Pemprov Jabar juga sudah mealokasikan untuk pemberian kacamata gratis sebagai konsekuensi penanganan kasus tersebut agar tak menyebar di Jabar. Sayangnya program itu terganjal berbagai hal, termasuk salah satunya karena kacamata tidak masuk dalam e-Katalog.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan