Gedebage Banjir Lagi, Warga Pertanyakan Efektivitas Dua Kolam Retensi 

Gedebage Banjir Lagi, Warga Pertanyakan Efektivitas Dua Kolam Retensi 
Ilustrasi: Petugas membersihkan sampah saat banjir melanda kawasan Gedebage, Kota Bandung, beberapa waktu lalu. Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES — Kawasan Gedebage kembali terendam banjir usai hujan deras yang mengguyur Kota Bandung sejak Minggu sore hingga malam (7/12). Genangan muncul di sejumlah titik vital, mulai dari area Jalan Soekarno-Hatta, Pasar Gedebage, hingga permukiman padat di sekitar Rancanumpang dan Rancabolang. Ketinggian air bervariasi antara 30 cm hingga 50 cm di beberapa titik cekungan.

Fenomena ini memicu kekecewaan dan pertanyaan mendalam warga mengenai efektivitas dua kolam retensi yang berada di kawasan tersebut, Kolam Retensi Gedebage dan Kolam Retensi Pasar Gedebage, yang selama ini disebut sebagai salah satu infrastruktur kunci penanganan banjir Bandung Timur.

“Udah ada dua kolam retensi, tapi tiap hujan kayak begini lagi. Kami jadi bertanya, apakah kapasitasnya memang tidak cukup atau pengelolaannya kurang?” ujar Hermawan (45), warga Gedebage.

Baca Juga:Gedebage Banjir Lagi, Pengamat: Kolam Retensi Tak Akan Efektif Jika Tata Lahan Tak DikendalikanCegah Bencana Banjir, BBWSCC Bangun Dua Tanggul di Bojongkulur Bogor

Di Pasar Gedebage, pedagang pun mengungkap hal serupa. Menurut mereka, kolam retensi tampak tidak memberikan efek signifikan pada pengurangan debit air permukaan.

“Kolam retensi itu kan dibuat biar air nggak langsung ke jalan atau permukiman. Tapi kenyataannya, kalau hujan besar, tetap saja air meluap ke mana-mana,” kata Rini, salah seorang pedagang.

Banjir di Gedebage bukan fenomena baru. Kawasan ini memiliki kontur cekung dan menjadi wilayah resapan air alami. Namun dalam satu dekade terakhir, pembangunan massif, alih fungsi lahan, dan meningkatnya kawasan komersial membuat daya serap tanah menurun drastis.

Ditambah, salah satu kritik warga adalah dugaan bahwa saluran yang mengarah ke kolam retensi sudah lama tidak dibersihkan.

“Kalau alirannya tersumbat sedimentasi atau sampah, ya percuma kolam besar. Air nggak pernah sampai masuk ke sana, malah numpuk di jalan,” kata Dedi.

Sebagian warga mendesak Pemkot untuk melakukan audit terbuka terkait fungsi kedua kolam retensi, mulai dari konektivitas saluran, kapasitas aktual, hingga standar operasional saat hujan ekstrem.

Warga menilai Gedebage yang digadang-gadang sebagai kawasan strategis Kota Bandung, dengan hadirnya GBLA, pusat perdagangan baru, hingga pembangunan infrastruktur berskala besar, seharusnya mendapatkan perlindungan maksimal dari risiko hidrometeorologi.

0 Komentar