“Jangan sampai setelah pensiun, pengalaman mereka tidak termanfaatkan. Kami ingin memberikan peluang agar para purna bakti bisa menjadi narasumber, konsultan, atau tenaga ahli. Tujuannya bukan hanya untuk berkegiatan, tetapi menjaga mental dan semangat produktif para anggota,” tegasnya.
Melalui kolaborasi dengan instansi pemerintah, kampus, dan komunitas teknik, Bambang berharap IPPU dapat menjadi jembatan antara kebutuhan pembangunan daerah dengan sumber daya manusia senior yang berpengalaman.
IPPU Jawa Barat saat ini memiliki sekitar 900 anggota aktif, dengan struktur organisasi yang terdiri dari ketua, wakil ketua, pengurus inti, dan divisi-divisi pendukung. Namun, untuk periode kepemimpinan baru ini, Bambang menyatakan akan memperkuat proses registrasi anggota.
Baca Juga:Cegah Bencana Hidrometeorologi, Pengamat Desak Pemkot Bandung Batasi Izin Pembangunan di KBUPerbaikan Drainase Bandung Dinilai Tidak Efektif, Pengamat Sebut Pembangunan di KBU Masih Terus Berlanjut
“Ke depan, semua anggota harus melalui registrasi ulang. Ini penting untuk memastikan pendataan tertib, akurat, dan sesuai ADRT,” ujarnya.
Upaya tersebut diharapkan membuat program organisasi lebih tepat sasaran dan pengelolaan kegiatan dapat berjalan optimal.
Di bawah kepemimpinan Bambang, IPPU Jawa Barat ditargetkan lebih terbuka dalam kolaborasi lintas sektor dan lebih aktif dalam kegiatan sosial maupun profesional. Ia ingin kehadiran IPPU memberikan manfaat bukan hanya untuk para pensiunan, tetapi juga bagi instansi teknis dan masyarakat luas.
“Kami ingin IPPU menjadi organisasi yang hidup, bermanfaat, dan relevan dengan perkembangan. Pengalaman purna bakti harus kembali memberikan dampak,” tutupnya.
Dengan visi tersebut, kepengurusan IPPU Jawa Barat 2025–2030 diharapkan mampu menjadi motor penggerak sinergi baru antara para profesional senior PUPR dengan dunia pendidikan, institusi pemerintah, serta proyek-proyek pembangunan yang terus berjalan di wilayah Jawa Barat. (CEP)
