JABAR EKSPRES – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI, Amalia Adininggar Widyasanti meresmikan Pojok Statistik di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Senin (24/11). Kehadiran fasilitas ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan literasi statistik di lingkungan pendidikan tinggi.
Amalia menjelaskan bahwa Pojok Statistik merupakan bentuk kerja sama BPS dengan universitas untuk mendekatkan data resmi negara kepada civitas akademika.
“Pojok Statistik itu adalah kerja sama BPS dengan universitas. ITB ini adalah yang ke-8 di Jawa Barat, dan secara nasional saat ini sudah ada 173 Pojok Statistik,” ujarnya.
Baca Juga:Raih Banyak Alumni Lolos Seleksi APH dan Sekolah Kedinasan, Bimbel Terpadu Jadi Incaran PesertaBukti Konsistensi Layanan Gas Bumi, FSRU Lampung Terima Kargo LNG ke-20
Menurutnya, akses terbuka terhadap data statistik diperlukan agar mahasiswa dan akademisi mampu memanfaatkan informasi statistik secara lebih luas dalam kegiatan riset maupun pengembangan keilmuan.
“Kami menginginkan agar statistik bisa dimanfaatkan lebih luas oleh sivitas akademika dan para mahasiswa. Ini untuk meningkatkan literasi statistik,” kata Amalia.
Selain peresmian Pojok Statistik, BPS dan ITB juga menandatangani nota kesepahaman kerja sama penguatan sumber daya manusia bidang statistik. Beberapa program yang telah disepakati antara lain fast track program untuk percepatan pendidikan magister, pertukaran mahasiswa, serta pertukaran dosen antara ITB dan Politeknik Statistika STIS.
“Kami akan mengembangkan program fast track, sehingga dalam satu tahun mahasiswa bisa mendapat gelar magister dengan kurikulum yang disusun bersama. Selain itu akan ada pertukaran mahasiswa untuk magang dan pertukaran dosen antara ITB dan STIS,” jelas Amalia.
Ia menambahkan bahwa tahun depan Politeknik Statistika STIS akan membuka program magister dan menjajaki kerja sama double degree dengan ITB.
Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara, menyambut inisiatif tersebut dan menilai hadirnya Pojok Statistik memiliki nilai strategis bagi perguruan tinggi.
“Hari ini data menjadi komoditas yang sangat berharga. ITB punya kemampuan artificial intelligence dan metodologi sains, sementara BPS unggul dalam statistika terapan. Jadi ini akan saling melengkapi,” ujarnya.
Baca Juga:Kekuatan Industri Lokal Menghadapi Dinamika GlobalAkademisi Psikologi Soroti Tantangan Gen Z dalam Seleksi TNI–Polri: Fokus & Disiplin Menurun
Tatacipta juga menilai skema double degree lintas bidang menjadi peluang besar dalam pengembangan keahlian multidisiplin.
“Double degree tidak hanya statistik dengan statistik, tetapi statistik dengan bisnis, statistik dengan artificial intelligence, statistik dengan studi pembangunan, hingga statistik dengan kebijakan. Itu semua akan memperkuat SDM Indonesia,” tuturnya.
