JABAR EKSPRES – Puluhan rumah warga di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, mengalami kerusakan serius akibat ledakan tambang batuan andesit proyek PLTA Upper Cisokan milik PLN.
Getaran keras dari aktivitas peledakan membuat dinding rumah retak, atap runtuh, dan sebagian bangunan terancam ambruk, sementara warga hidup dalam ketakutan setiap kali ledakan terjadi.
Ledakan tambang yang berlokasi di kawasan Gunung Karang itu berlangsung hampir setiap pekan sejak April 2025. Aktivitas tersebut merupakan bagian dari proyek pembangunan PLTA Upper Cisokan, salah satu proyek strategis nasional (PSN) milik PLN.
Baca Juga:Bandung Barat Jaga Gairah Wisata di Tengah Ancaman Cuaca EkstremPemkab Bandung Barat Libatkan Badan Geologi Teliti Pergeseran Tanah di Rongga
Namun, getaran dan debu yang dihasilkan justru menimbulkan kerusakan di dua desa terdampak, yakni Desa Karangsari dan Sarinagen, Kecamatan Cipongkor.
“Kami sudah kesal dengan proyek (pertambangan) itu. Ledakan terjadi seminggu sekali. Setiap ada ledakan kami selalu bingung harus mengungsi dulu ke mana,” ujar Lia Riansah (57) saat dihubungi, Kamis (6/11/2025).
Lia menjelaskan, akibat ledakan bangunan warung miliknya hampir ambruk, beberapa bangunan permanen mengalami retak-tetak, dan beberapa titik di permukiman tetangganya terancam longsor.
“Ya memang lokasi tambang ini adalah lahan PLN. Tapi dampak blasting itu menyebabkan rumah rusak, debu, sampai ada warga trauma kalau ada suara letusan,” kata Lia.
“Warung saya sudah hancur, mungkin sebentar lagi ambruk kalau ini gak dihentikan. Banyak juga rumah warga yang lain yang retak-retak,” sambungnya.
Padahal, PLN sudah mengklaim radius aman berjarak 500 meter dari titik peledakan dengan permukiman warga.
“Tapi kenyataannya, setiap ada ledakan genting-genting runtuh. Rumah-rumah warga pada retak,” ucap Lia.
Baca Juga:Empat Hari Dihantam Hujan, Bandung Barat Dikepung Longsor dan BanjirBandung Barat Raih Predikat Mitra Kerja Terbaik dari BKN RI
Dihubungi terpisah, Kepala Desa Karangsari, Ade Bachtiar mengatakan, pihaknya belum merangkum berapa banyak jumlah rumah warga yang rusak diduga akibat ledakan tambang.
“Kami belum hitung semua. Karena setiap ada ledakan semakin bertambah jumlahnya,” kata Ade.
Dari hasil asesmen, pemerintah desa mencatat getaran yang diakibatkan ledakan atau blasting untuk membelah batuan di Gunung Karang ini sampai merusak bangunan permanen warga.
“Yang terdampak warga di 2 desa, Desa Karangsari rinciannya ada 7 RT di 3 RW. Sementara Desa Sarinagen ada 2 RW,” tandasnya. (Wit)
