JABAR EKSPRES – Gubernur Jabar Dedi Mulyadi mengungkapkan bahwa 2026 adalah tahun puasa bagi internal, karena banyak anggaran operasional yang dipangkas.
Hal itu diungkapkan selepas Rapat Paripurna pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS), Jumat (31/10).
“Puasa untuk internal, tapi untuk eksternal atau layanan publiknya pesta,” katanya.
Baca Juga:Dedi Mulyadi Lantik 641 Kepala Sekolah, Dorong Penempatan Sesuai DomisiliDedi Mulyadi Datangi BPK Jabar, Minta Audit Lebih Transparan atas Belanja Pemprov
Pria yang akrab disapa KDM itu melanjutkan, meski ada penurunan APBD, namun belanja untuk kepentingan publik diupayakan tetap meningkat. Sementara yang dipangkas lebih kepada belanja untuk operasional.
Misalnya untuk kebutuhan kantor seperti listrik hingga air, termasuk siasat menerapkan Work From Home (WFH) bagi sebagian ASN.
“Agar tidak terjadi penumpukan pegawai Provinsi Jawa Barat di kantor. Karena semakin banyak orang di kantor, semakin banyak air yang dipakai, listrik yang dipakai, semakin banyak jaringan internet yang digunakan,” sambungnya.
Di sisi lain, dalam kesempatan itu Dedi Mulyadi juga menjabarkan belanja daerah di hadapan para wakil rakyat.
Misalnya belanja pegawai dan fixed cost dianggarkan Rp 8,36 triliun. Rinciannya di antaranya, belanja pegawai non DAK dan BLUD Rp 6,7 triliun. Lalu belanja fixed cost seperti untuk tenaga kemanan, kebersihan senilai Rp 510 miliar.
Sementara belanja di bidang infrastruktur di angka Rp 4,01 triliun, rinciannya di antaranya untuk preservasi Jalan dan Jembatan senilai Rp 2,2 triliun. PJU dan perlengkapan jalan Rp 559 miliar. (son)
