JABAR EKSPRES – Harga sejumlah bahan pangan pokok di Pasar Tradisional Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, terpantau masih stabil pada Minggu (19/10/2025).
Namun demikian, dua komoditas penting yakni daging ayam dan telur ayam masih menunjukkan tren harga tinggi dalam sebulan terakhir.
Berdasarkan pantauan di lapangan, harga daging ayam kini mencapai Rp42.000 per kilogram, sedangkan telur ayam dijual seharga Rp30.000 per kilogram. Kenaikan tersebut terjadi sekitar satu bulan lalu dan belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Baca Juga:Ahmad Luthfi Minta Pengusaha Tionghoa Tumbuhkan Ekonomi Baru di JatengGattuso Siap Angkat Kaki dari Timnas Italia Jika Gagal ke Piala Dunia 2026
Sementara itu, harga bahan pangan pokok lainnya relatif stabil. Di antaranya, bawang merah Rp45.000 per kilogram, bawang putih Rp40.000, bawang bombay Rp35.000, cabai rawit merah Rp55.000, cabai merah keriting Rp40.000, cabai hijau besar Rp30.000, serta beras medium Rp12.500 dan beras premium Rp15.000 per liter.
Salah satu pedagang ayam di Pasar Padalarang, Rexy Fajar Agustian (30), mengatakan lonjakan harga ayam potong kali ini hampir menyamai harga pada masa Lebaran.
“Harganya hampir menyerupai pada saat hari raya besar. Kenaikan ini sudah terjadi sekitar satu bulan dan sampai saat ini belum turun,” ujar Rexy saat ditemui di lapaknya.
Ia mengungkapkan, kenaikan harga tersebut diduga kuat disebabkan oleh terbatasnya pasokan bibit ayam dari peternak, yang berimbas pada menurunnya stok ayam di pasar.
“Bulan Agustus pun sama, begitu naik. Penyebabnya dari peternaknya kurang. Di pasar jadi naik Rp40.000 per kilogram, kalau harga normalnya Rp32.000 per kilogram,” tambahnya.
Hal senada disampaikan Enung (55), pedagang ayam lainnya di pasar tersebut. Ia mengaku sudah sekitar sebulan terakhir harga ayam terus merangkak naik, bahkan di tingkat peternak kini mencapai lebih dari Rp20.000 per ekor.
“Ya sudah sebulanan lah naiknya. Di peternak harganya sudah lebih dari Rp20.000 per ekor,” ungkap Enung.
Baca Juga:Erick Thohir Minta Dua Hari Sebelum Buka Suara Soal Nasib Pelatih TimnasDisway Awards 2025: Momentum Apresiasi Integritas dan Kredibilitas Serta Reputasi Brand Nasional
Kondisi itu membuat pedagang berhati-hati dalam membeli stok. Kenaikan harga berdampak pada turunnya daya beli konsumen sehingga penjualan ikut menurun.
“Biasanya belanja 10 kilogram, sekarang paling setengahnya. Jadi enggak berani nyetok banyak-banyak,” katanya.
Menurut Enung, kenaikan harga ayam dan telur bukan kali pertama terjadi. Pada pertengahan tahun ini, kondisi serupa juga sempat terjadi akibat terbatasnya pasokan bibit ayam dan tingginya biaya pakan.
