JABAR EKSPRES – Koperasi Merah Putih (KMP) Desa Babakan Peuteuy, di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung optimis berantas pergerakan bank emok di wilayahnya.
Hal itu dikatakan oleh Ketua KMP Desa Babakan Peuteuy, Adin Supriatna. Menururnya, keberadaan bank emok sudah sangat meresahkan dan merugikan warga.
Oleh karenanya, dia optimis akan memberantas pergerakan bank emok, dengan skema perputaran dana milik KMP Desa Babakan Peuteuy.
Baca Juga:Lawan Pinjol dan Bank Emok, Pemkab Bandung Tawarkan Skema Pinjaman Bergulir untuk WargaSilaturahmi ke Ketua MUI Kota Bandung, Arfi Rafnialdi Dinasihati untuk Berantas Bank Emok
“Kita ada konsep unit usaha di simpan pinjam juga kan rencananya. Kita harap warga beralih dari bank emok ke simpan pinjam ini,” katanya kepada Jabar Ekspres saat ditemui belum lama ini.
Adin menerangkan, dari lima konsep usaha yang akan dijalankan oleh KMP Babakan Peuteuy, pergerakannya cukup berkaitan antara satu unit usaha dengan unit lainnya.
“Kalau rencana unit usaha, kita ada lima. Pertama ada Saprotan (sarana produksi pertanian), kemudian Sembako (sembilan bahan pokok), Material, Sampah Rongsokan dan Simpan Pinjam,” terangnya.
Terkait pemberantasan bank emok, Adin berujar bahwa jika masyarakat melakukan pinjaman ke KMP Desa Babakan Peuteuy, pengembalian serta bunganya tak selalu harus berupa nominal uang.
“Bisa bayar pakai sampah, kita presentasekan berapa sampah yang terkumpul, kemudian jika dirupiahkan berapa, artinya piutangnya kita potong dan sisa berapa,” ujarnya.
Adin optimis, dengan skema seperti itu, maka warga Desa Babakan Peuteuy seiring waktu akan mulai meninggalkan bank emok.
Bahkan dengan sistem tersebut, menurutnya, selain bisa memberantas pergerakan bank emok, perputaran uang di kewilayahan pun dapat meningkatkan produktifitas KMP Desa Babakan Peuteuy.
Baca Juga:Warga di Kabupaten Bandung Keluhkan Bank Emok dan Masalah Remaja, Polisi Janji Tingkatkan Patroli dan SosialisasiBlusukan Ke Kampung Padat Penduduk Arfi Ingin Berantas Jeratan Bank Emok
Adapun pembayaran pinjaman dengan sampah, sudah dikonsepkan oleh KMP Desa Babakan Peuteuy karena salah satu unit usahanya bergerak di sektor rongsokan.
“Warga tinggal kumpulkan sampah plastik, kardus bekas, besi atau sampah lain yang nantinya kita hitung bobotnya,” beber Adin.
“Usahanya kita ada konsep juga di sampah dan rongsokan. Sampah organik kita olah jadi pupuk, untuk dijual lewat unit Saprotan, nanti sampah plastik bisa jadi opsi warga bayar pinjaman,” lanjutnya.
Adin menjelaskan, karena wilayah Desa Babakan Peuteuy masih luas area pertanian dan banyak masyarakat bertani, sehingga unit usaha di sektor Saprotan juga dinilai bisa dikembangkan.
