JABAR EKSPRES – Universitas Bhakti Kencana menyelenggarakan kegiatan wajib bagi mahasiswa sebagai bagian dari mata kuliah, yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau pengabdian kepada masyarakat (Pengmas).
Kegiatan ini melibatkan mahasiswa dan dosen dari berbagai fakultas, fakultas Farmasi, fakultas Keperawatan, fakultas Ilmu Sosial, serta fakultas Ilmu Kesehatan.
Pada tahun 2025, Universitas Bhakti Kencana mengusung tema tertentu dalam pelaksanaan KKN ini, “BKU Membangun Desa; Sehat, Kreatif, Produktif” yang dilaksanakan mulai dari 11-31 Agustus 2025.
Baca Juga:Mulai 2026 Beli Gas 3 Kg Wajib Pakai KTP Agar Subsidi Tepat SasaranMinum Obat Cacing Tanpa Resep Dokter, Aman atau Berisiko? Begini Kata Ahli
KKN diikuti oleh sekitar 727 Mahasiswa yang terbagi ke dalam 35 kelompok, salah satunya adalah kelompok 7 yang beranggotakan 20 mahasiswa dari berbagai fakultas yang didampingi oleh 6 dosen pembimbing.
Kelompok ini diketuai oleh Moch Rizki Krisnadi, dengan para dosen pembimbing yaitu:
- apt. Nita Selfiana, M.Si
- Reza Pratama, M.Farm
- Ivan Andriyansyah, M.Pd
- Aulia Nurfazri Istiqomah, M.Si
- apt. M. Ramadhan Saputro, M.Farm
- Kania Fajarwati, M.S.Farm
Lokasi kegiatan KKN kelompok 7 dilaksanakan di Desa Nanjung, tepatnya di RW. 05 dan RW. 09.
Edukasi Hipertensi dan Program Kesehatan Masyarakat di Desa Nanjung
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan mahasiswa melaksanakan kegiatan di Desa Nanjung bertema, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Edukasi dan Pembuatan Teh Herbal Anti Hipertensi”.
Program ini merupakan bentuk kontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pendekatan edukatif dan praktis.
Sebab, hipertensi masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan utama di Desa Nanjung.
Faktor risiko seperti pola makan, gaya hidup, serta kurangnya pemahaman mengenai pencegahan hipertensi menjadi alasan perlunya intervensi.
Baca Juga:Realme Siap Kenalkan HP dengan Baterai 15.000 mAh dan Pendingin Bak ACKementerian PU Mau Setop Pembangunan IKN Tahun Depan, Apa Alasannya?
Oleh karena itu, kegiatan ini dirancang untuk memberikan wawasan sekaligus keterampilan kepada masyarakat agar dapat melakukan upaya pencegahan secara mandiri.
Acara diawali dengan penyuluhan tentang hipertensi, meliputi pengertian, klasifikasi, gejala, faktor resiko, pencegahan, dan terapi herbal, yang digelar di Gor Desa Nanjung.
Setelah sesi edukasi, dosen melakukan demonstrasi pembuatan teh herbal anti hipertensi dengan memanfaatkan tanaman obat keluarga (TOGA) seperti daun salam, jahe, kayu manis dan teh hitam.
Teh herbal yang telah diolah sebelumnya juga sudah dipacking secara higenis dan dibagikan kepada seluruh peserta yang hadir, sehingga masyarakat tidak hanya memahami cara pembuatannya tetapi juga dapat langsung merasakan manfaatnya.
