Warga Lebaksari Ngamprah Protes, Janji Penanganan Banjir Cuma Retorika

Warga Kampung Lebaksari memasang spanduk protes di jalur menuju Kantor Pemda Bandung Barat, menuntut penangana
Warga Kampung Lebaksari memasang spanduk protes di jalur menuju Kantor Pemda Bandung Barat, menuntut penanganan banjir yang tak kunjung terealisasi sejak 2019. Selasa (12/8). Dok Jabar Ekspres/Suwitno
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Warga Kampung Lebaksari RT 01 RW 02, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), memasang spanduk di depan rumah mereka sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang dinilai lamban menangani banjir tahunan di wilayah tersebut.

Aksi ini ditujukan langsung kepada Bupati Bandung Barat Jeje Richie Ismail dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi agar segera turun tangan memberikan solusi.

Salah satu spanduk berisi pesan untuk bupati berbunyi “Bapak Bupati/Wakil Bupati kumaha ieu, Susukan bade dikeduk atanapi disaeur.”

Baca Juga:Peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Tengah, Ini Acara yang Bisa Kamu IkutiĀ RS Hasan Sadikin Gunakan Gaslink CNG dari PGN Gagas, Pelayanan Kesehatan Kini Lebih Efisien dan Ramah Lingkung

Spanduk lainnya juga ditujukan kepada gubernur, bertuliskan “Kami Masyarakat Lebaksari merasa dirugikan, setiap tahun banjir tidak ada perbaikan ataupun solusi dari pihak pemerintah. Tolong kami Gubernur Jawa Barat Pak Dedi Mulyadi.”

Lokasi pemasangan spanduk tersebut berada di jalur strategis, tepat di akses jalan menuju Kantor Pemda Bandung Barat.

Sekedar diketahui, Kampung Lebaksari tercatat menjadi wilayah langganan banjir sejak 2019.

Menurut warga, penyebab utamanya adalah pendangkalan sungai, perubahan konstruksi gorong-gorong akibat proyek Kereta Cepat Whoosh, serta alih fungsi lahan di kawasan hulu yang mengurangi daya serap air.

Banjir terbaru terjadi pada Sabtu (15/3/2025) lalu. Luapan air sungai memutus akses jalan Padalarang–Cisarua dan merendam sedikitnya 48 rumah. Akses utama menuju kompleks perkantoran Pemda Bandung Barat lumpuh, sementara sentra kuliner di bahu jalan turut terdampak.

“Kalau hujan turun pasti banjir akibat luapan dari sungai. Tinggi air tergantung deras hujan dan durasinya. Kalau lama bisa sampai dua meter. Kemarin saja hujan sebentar sudah naik ke jalan,” kata Enok Siti Aminah (65), warga setempat saat ditemui di lokasi, Selasa (12/8/2025).

Enok mengaku aksi pemasangan spanduk adalah langkah terakhir warga agar aspirasi mereka benar-benar didengar. Menurutnya, janji pemerintah untuk mengeruk sungai dan memperbaiki gorong-gorong sebagai langkah antisipasi banjir hanya sebatas retorika.

“Katanya siap mengeruk sungai, tapi sampai sekarang tidak ada. Pembenahan gorong-gorong juga nihil. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) juga janji beri kompensasi karena banjir ini salah satunya akibat proyek mereka, tapi sampai sekarang belum ada realisasi,” ujarnya.

0 Komentar