Dukung Stiker Larangan Mengamen di Angkot, Warga Harap Tak Sekadar Ditempel

Stiker larangan mengamen yang dipasang di angkot Kota Bogor oleh Organda. Dok. JabarEkspres/Sekar Andini
Stiker larangan mengamen yang dipasang di angkot Kota Bogor oleh Organda. Dok. JabarEkspres/Sekar Andini
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Pemasangan stiker larangan mengamen di dalam angkutan kota (angkot) dengan trayek 14, 02, dan 03 oleh Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor mendapat sambutan positif dari warga. Banyak penumpang angkot berharap langkah ini dapat mengurangi kehadiran pengamen, terutama yang beraksi dengan cara-cara premanisme yang selama ini kerap meresahkan.

Dina (17), warga Sukasari yang setiap hari menggunakan angkot untuk berangkat sekolah mengatakan bahwa kehadiran pengamen sering kali membuat perjalanan tidak nyaman.

“Kadang bukan cuma nyanyi, tapi maksa minta uang. Kalau tidak dikasih, mereka ngomel atau ngelihatin sinis. Ini bukan sekadar hiburan, tapi udah kayak preman. Jadi saya sangat mendukung kalau ada aturan seperti ini,” ujarnya kepada Jabar Ekspres, Selasa (5/8/2025).

Baca Juga:Kabel Menjuntai di Jalan Laswi Dirapikan, Pemkot Bandung: Cegah Kejadian di Kopo BerulangGubernur Demul Usul UMK Diganti Upah Sektoral, Agar Industri dan Buruh Lebih Kondusif?

Hal serupa juga disampaikan Nia (29), warga Cibogor yang kerap menggunakan angkot untuk bekerja. Ia berharap pemasangan stiker tidak hanya jadi formalitas, melainkan diikuti pengawasan dan penindakan agar tidak ada lagi aksi premanisme berkedok mengamen di dalam angkot.

“Kalau cuma tempel stiker tapi nggak ada pengawasan, pengamennya juga bakal cuek. Tapi kalau ada tindak lanjut, mungkin mereka jera,” ucapnya.

Sebelumnya, Organda Kota Bogor telah menempelkan stiker imbauan di sejumlah angkot sebagai bentuk sosialisasi agar para pengamen tidak lagi beraktivitas di dalam kendaraan umum.

Ketua Organda Kota Bogor, Sunaryana, mengatakan bahwa langkah ini merupakan respons atas banyaknya keluhan masyarakat terkait ketidaknyamanan saat menggunakan angkot, terutama akibat maraknya pengamen yang bersikap seperti preman.

“Ini bentuk upaya dari kami untuk mengingatkan bahwa angkot bukan tempat mengamen. Banyak penumpang merasa resah dan ini harus jadi perhatian bersama,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa angkot sebagai transportasi publik harus memberikan pelayanan yang nyaman bagi seluruh penumpang. Organda pun telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menindaklanjuti setiap laporan yang masuk.

Ke depannya, Organda berkomitmen untuk memasang stiker larangan mengamen di seluruh trayek angkot di Kota Bogor. Selain itu, akan ditambahkan juga stiker berisi nomor hotline pengaduan agar penumpang dapat melapor langsung apabila masih mendapati pengamen yang nekat beroperasi, terlebih jika disertai tindakan premanisme. (mg1)

0 Komentar