Dua Candi Kuno Jadi Sumber Konflik Berdarah Thailand dan Kamboja

Dua Candi Kuno Jadi Sumber Konflik Berdarah Thailand dan Kamboja
Dua Candi Kuno Jadi Sumber Konflik Berdarah Thailand dan Kamboja
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Candi menjadi sumber utama perselisihan antara Thailand dan Kamboja, dua negara bertetangga di Asia Tenggara. Sejak tahun 2008, telah terjadi pertempuran berulang kali di beberapa kawasan candi yang terletak di perbatasan kedua negara. Ketegangan tersebut terus berlanjut dan mencapai puncaknya pada Juli 2025.

Saat ini, episentrum konflik berada di sekitar Candi Ta Moan Thom, sebuah candi yang terletak di tengah hutan lebat di sepanjang punggung bukit yang membentang di wilayah perbatasan Thailand dan Kamboja.

Selama puluhan tahun, candi peninggalan era Kerajaan Sriwijaya ini telah menjadi titik sengketa dalam konflik perbatasan antara kedua negara. Masing-masing pihak mengklaim kepemilikan atas situs keagamaan yang telah berdiri selama berabad-abad di kawasan pegunungan tersebut.

Baca Juga:Jarang Diketahui, Ini Rahasia Kesuksesan Honda hingga Berhasil Kuasai Pasar Otomotif Indonesia10 Aplikasi Android Multifungsi dan Canggih 2025, Cocok untuk Semua Kebutuhan

Dua candi yang paling sering menjadi objek sengketa adalah Candi Preah Vihear dan Candi Ta Moan Thom, keduanya merupakan kuil Hindu peninggalan era Kekaisaran Khmer dan berjarak sekitar 150 kilometer satu sama lain. Perselisihan mengenai kedua situs suci ini telah membangkitkan semangat nasionalisme di masing-masing negara.

Lalu, mengapa kedua candi ini diperebutkan? Seberapa penting sebenarnya peran mereka?

Pertama, mari kita bahas Candi Preah Vihear. Candi ini dibangun pada abad ke-11 dan terletak di perbatasan antara Provinsi Preah Vihear di Kamboja dan Provinsi Sisaket di Thailand. Akar konflik ini dapat ditelusuri kembali ke tahun 1962, ketika Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan bahwa Candi Preah Vihear berada di bawah kedaulatan Kamboja. Namun, Thailand menolak keputusan tersebut dan mengecamnya karena dianggap berdasarkan pada peta warisan kolonial Prancis.

Tidak ingin kehilangan situs bersejarah yang bernilai tinggi, Kamboja kemudian mengajukan Candi Preah Vihear sebagai warisan dunia UNESCO pada tahun 2008. Langkah ini justru memicu kembali permusuhan antara kedua negara, yang hingga kini masih berlangsung.

Pada 11 November 2013, Mahkamah Internasional (ICJ) kembali menegaskan putusan tahun 1962 yang menyatakan bahwa Candi Preah Vihear berada dalam wilayah kedaulatan Kamboja. Sebagai tindak lanjut, Thailand diwajibkan menarik pasukannya dari kawasan tersebut.

Namun, Thailand menolak dan mendesak agar penyelesaian sengketa di sekitar Preah Vihear dilakukan melalui mekanisme bilateral. Sayangnya, keinginan Bangkok tersebut tidak menemukan titik temu, sehingga konflik terus bergulir dan memuncak pada tahun 2025.

0 Komentar