JABAR EKSPRES – Pemkot Banjar mendorong kolaborasi strategis dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) guna menuntaskan persoalan anak tidak sekolah di wilayahnya. Seruan ini disampaikan secara khusus oleh Wali Kota Banjar, H. Sudarsono, saat membuka Konferensi Kota XXIII PGRI Banjar baru-baru ini.
Dalam forum tersebut, Sudarsono menyatakan keprihatinannya terhadap nasib pendidikan sekitar 1.350 siswa lulusan sekolah dasar (SD) yang belum terpantau kelanjutan pendidikannya.
Hal ini terjadi meskipun Pemkot Banjar telah menggratiskan program Wajib Belajar 12 Tahun sebagai bentuk komitmen menjamin akses pendidikan merata bagi warganya.
Baca Juga:Pemkab Bandung Abai Marak Terminal Bayangan di Cileunyi, Pemprov Jabar akan Tertibkan Angkot Ngetem SembaranganSeleksi JPT Pratama Pemkab Ciamis Masih Sepi Peminat, BKPSDM: Belum Ada Berkas Masuk
“Saya ingin PGRI ikut membantu melakukan pelacakan anak-anak yang belum terdata apakah melanjutkan sekolah atau tidak. Jangan sampai ada yang terlewat karena alasan ekonomi,” tegas Sudarsono dalam sambutannya.
Seruan Wali Kota ini langsung mendapat respons positif dari kepengurusan PGRI Kota Banjar yang baru saja terpilih dalam konferensi yang sama.
Encang Zaenal Muarif resmi ditetapkan sebagai Ketua PGRI Kota Banjar Periode 2025–2030, menggantikan Dadang Darul. Ia terpilih setelah mengungguli kandidat lain, Ruhimat.
Encang Zaenal Muarif, yang juga guru di SMAN 3 Banjar, menyoroti bahwa akar masalah anak putus sekolah tidak hanya terletak pada biaya pendidikan.
Faktor lain seperti beban ekonomi keluarga dan kurangnya laporan dari orang tua siswa juga turut berkontribusi.
“Kami di PGRI sudah memiliki pengalaman dengan program infak di sekolah yang terbukti efektif membantu siswa kurang mampu. Model serupa bisa kami terapkan lebih luas untuk membantu menekan angka anak putus sekolah di Kota Banjar,” jelas Encang.
Ke depan, Encang menegaskan komitmen PGRI Banjar untuk berperan lebih aktif sebagai mitra pemerintah yang mandiri dan independen.
Baca Juga:API Tolak Perubahan Nama RSUD Al Ihsan : Potensi Hilangkan Sejarah dan Identitas IslamLewat Program ASN ke Pasar, Pemkot Cimahi Tingkatkan Eksistensi Pasar Tradisional di Era Digital
Selain fokus pada penanganan anak tidak sekolah, penguatan kualitas guru dan peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh juga menjadi prioritas utama dalam kepemimpinannya.
Konferensi yang mengusung tema ‘Transformasi PGRI Menuju Banjar Berdaya Bangun Masagi” ini diharapkan menjadi titik awal sinergi baru antara organisasi profesi guru dan pemerintah kota.
“Kolaborasi ini diyakini mampu membangun ekosistem pendidikan di Banjar yang lebih inklusif, adil, dan berkarakter bagi seluruh anak bangsa,” tegasnya. (CEP)
