Proyek Normalisasi Drainase Tak Kunjung Dibenahi, Warga Rancaekek Kembali Berteriak

Proyek Normalisasi Drainase Tak Kunjung Dibenahi, Warga Rancaekek Kembali Berteriak
Spanduk keluhan warga yang kesal atas mangkraknya proyek normalisasi drainase di Jalan Raya Rancaekek-Majalaya, tepatnya di wilayah Kampung Rancabatok, RW09 dan RW22, Desa Rancaekekwetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. DPUTR Kabupaten Bandung seakan menutup mata, terhadap proyek mangkrak tersebut. (Yanuar/Jabar Ekspres)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Proyek normalisasi drainase di Jalan Raya Rancaekek-Majalaya, tepatnya di wilayah Kampung Rancabatok, RW09 dan RW22, Desa Rancaekek Wetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung masih terbengkalai.

Pemerintah khususnya Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung, seakan menutup mata terhadap proyek mangkrak tersebut.

Pasalnya, proyek normalisasi drainase di Rancaekek itu sudah empat bulan dibiarkan terbengkalai, tanpa ada kejelasan kapan diselesaikan.

Baca Juga:Angkat Kisah Pengorbanan Prajurit dan Keluarga, Yonif 323/BP Kostrad Ajak Publik Saksikan Film BelievePerluasan Kota Cimahi Kian Santer, Pemprov Jabar Belum Terima Usulan Resmi? 

Seorang tokoh masyarakat, Didin Sahidin (42) mengaku, sejumlah warga masih terus mempertanyakan penyelesaian proyek, mereka mengeluhkan dampak dari mangkraknya pengerjaan.

“Jujur, kami warga terdampak proyek drainase mangkrak kembali berteriak. Kapan proyek berlanjut pasalnya sekitar drainase rarujit (menjijikan) dan jembatan darurat dari kayu sudah mulai rusak,” katanya, Kamis (3/7).

Sejumlah warga, terutama mereka yang terdampak secara langsung, yakni 40 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di pinggiran Jalan Raya Rancaekek-Majalaya, berteriak mengeluhkan mangkraknya proyek DPUTR Kabupaten Bandung tersebut.

Mereka kesal, selain hingga saat ini belum ada tanda proyek berlanjut, kondisi drainase pun sekarang terlihat kumuh. Bahkan jembatan darurat yang dibangun warga menggunakan kayu kini mulai rusak.

Melalui pantauan Jabar Ekspres, proyek normalisasi drainase sepanjang 400 meter di Jalan Raya Rancaekek-Majalaya itu, kondisinya terbilang memprihatinkan.

Proyek normalisasi drainase yang dimulai pada Maret 2025 lalu tersebut, hanya sebatas membongkar jembatan-jembatan di atas saluran air, baik menuju toko, kios dan rumah atau pun jembatan untuk akses ke pemukiman warga.

Di sekitar proyek masih terpasang sejumlah spanduk keluh kesah warga. Puluhan warga pun akhirnya membuang jembatan darurat dari kayu.

Baca Juga:Pasar Tradisional Kian Lesu, Pemkot Cimahi Akui Pola Belanja Konsumen Sudah BergeserProyek Gagal SMKN 1 Cijeungjing Tumbang di Tangan Pemenang Lelang Terendah

Didin yang juga merupakan mantan Kadus 4, Desa Rancaekekwetan (membawahi RW09 dan RW22) menerangkan, saat ini puluhan warga yang terdampak proyek drainase mangkrak kembali berteriak.

“Puluhan warga yang berteriak intinya meminta kepastian kapan proyek normalisasi drainase (diselesaikan),” terangnya.

“Mereka ngeluh, selain benar-benar mengganggu aktivitas, mangkraknya proyek drainase juga mengganggu usaha dan mengundang kecelakaan,” lanjut Didin.

Dia menyampaikan, pengunduran dirinya dari jabatan Kadus 4 pun, alasan kuatnya karena begitu besar tekanan warga, atas proyek drainase yang mangkrak.

0 Komentar