Harga Sayur di Pasar Kosambi Bandung Melonjak Akibat Demo ODOL, Pedagang Keluhkan Pasokan Seret

Ilustrasi pedagang di Pasar Kosambi, Kota Bandung
Ilustrasi pedagang di Pasar Kosambi, Kota Bandung
0 Komentar

JABAR EKSPRES — Aksi demonstrasi sopir truk menolak kebijakan Zero Over Dimension Over Loading (ODOL) berdampak langsung terhadap pasokan dan harga sayuran di Pasar Kosambi, Kota Bandung.

Sejumlah pedagang mengaku pasokan terlambat masuk sejak tiga hari terakhir.

“Cabe rawit merah biasa Rp60 ribu, jadi Rp100 ribu per kilo. Cabe tanjung asalnya Rp60 ribu, jadi Rp80 ribu. Cabe rawit ijo dari Rp50 ribu jadi Rp70 ribu per kilo,” ujar Heni (48), pedagang di Pasar Kosambi kepada Jabar Ekspres, Sabtu (21/6).

Dirinya menyebut keterlambatan distribusi terjadi karena para sopir truk sedang mogok.

Baca Juga:Mak Comblang, Solusi Menko PM Cak Imin atasi Permodalan UMKMHUT ke-24 Cimahi: Ngatiyana Tegaskan Komitmen atasi Kemacetan dan Perkuat Layanan Publik

“Pasokan sedikit, termasuk di pasar-pasar induk. Tomat dari Rp24 ribu jadi Rp28 ribu,” imbuhnya.

Menurut Heni, harga-harga mulai naik bahkan sebelum demo, namun setelah aksi sopir ODOL, dampaknya semakin terasa. Dia pun sebagai pedagang keberatan dengan hal demikian. Terlebih lagi pelanggan sepi.

Pedagang lainnya, Iis (35), menyebut lonjakan harga cabai terasa sejak pasca Idul Adha.

Bahkan omzet pasca Idul Adha, kata Iis, turun 30 sampai 40 persen.

“Cabe rawit domba awalnya Rp28 ribu, naik bertahap sampai terakhir saya beli Rp60 ribu, sekarang Rp80-90 ribu,” jelas Iis.

Menurutnya, kenaikan harga cabai juga dipicu faktor cuaca dan gagal panen. Namun dia mengaku, kenaikan dan seretnya komoditas pangan terasa sejak Kamis (19/6) kemarin.

“Barang banyak yang enggak turun. Waktu itu kosong wortel, kol, dan wortel. Sementara itu rata-rata barang dari Jawa Tengah. Kentang masih ada, tapi karena yang demo dari Jawa, jadi terhambat masuk. Kol pas hari Jumat dari Rp7 ribu jadi Rp13 ribu gara-gara stok enggak masuk,” sesalnya.

Iis menyebut banyak pelanggan mengurangi belanja.

“Kalau butuh banget baru beli. Harga masuk sekarang Rp50 ribuan padahal itu bumbu pokok,” sebutnya.

Baca Juga:KDM Minta Pemkot Cerdas atasi Persoalan LingkunganMeriahkan Rolling Thunder Autovibes 2025, Bupati dan Wali Kota Bogor Touring Bareng

Lantas dirinya menyayangkan, dengan kebijakan ODOL yang sampai menimbulkan aksi demonsttrasi para pengendara.

Pasalnya masalah pengendara truk amat problematik, mulai dari ongkos yang bakal keluar lebih tinggi, hingga masalah pungutan liar di perjalanan.

“Jadi kalau eksekusi peraturan, mending studi kasus dulu. Jangan memperberat masyarakat kecil. Jadi sebelum bikin kebijakan, harusnya dipikirkan dulu,” pungkasnya.

0 Komentar